Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hingga Juni 2024, BBRI berhasil meraih laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 29,7 triliun. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 29,42 triliun. Sementara total laba bersih konsolidasi mencapai Rp 29,99 triliun.

Laporan keuangan BRI yang dipublikasikan di Bisnis Indonesia, Kamis (25 Juli 2024), menunjukkan pertumbuhan laba BRI didorong oleh peningkatan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 1.264,77 triliun, meningkat 5,59% dibandingkan periode sebelumnya. Rp1.197,75 triliun.

Peningkatan alokasi kredit tersebut meningkatkan pendapatan bunga perseroan menjadi Rp98,64 triliun. Hasil tersebut meningkat sebesar Rp13,05 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp85,59 triliun.

Selain itu, perlu dicatat bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) One Belt and Road, yang menurun dari 87,83% menjadi 87,19%, masih memiliki ruang untuk ekspansi. Pada saat yang sama, Rasio Penurunan Nilai (CKPN) juga mengalami penurunan dari 5,78% menjadi 4,83%. Pada semester I 2024, NPL bruto BRI sebesar 3,21% dan NPL neto sebesar 0,86%.

Secara keseluruhan, sumber daya yang luas dari Belt and Road Initiative mencapai Rp1.977,37 triliun, meningkat 0,62% dari sebelumnya Rp1.965 triliun. Sementara simpanan perbankan hanya mencapai Rp1.832,75 triliun. Diantaranya adalah aset pihak ketiga sebesar Rp 1.389,66 triliun, meliputi giro (Rp 356,85 triliun), tabungan (Rp 521,04 triliun), dan deposito (Rp 511,766 triliun). Pembagian kinerja di sepanjang sabuk dan jalan raya

Sementara di bursa, saham BBRI turun 0,21% ke Rp 4.780 pada penutupan perdagangan Selasa (24/7/2024). Namun dalam sepekan terakhir, saham BBRI menguat 0,42%.

Gembong Suwito, CEO Jooara Financial Plan, mengatakan sejak pembayaran dividen Maret 2024, harga saham BBRI mendapat tekanan dari investor asing, turun dari level tertinggi 6.450 rupiah ke level terendah 4.090 rupiah, sebelum kembali naik dan saat ini mencapai Rp 4780

“BBRI diperkirakan masih bisa tumbuh satu digit sebesar 6-9%, baik dari sisi pendapatan maupun laba per saham,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (24 Juli 2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, jika laporan keuangan Q2 2024 lebih tinggi dari ekspektasi analis, maka hal tersebut bisa menjadi katalis positif bagi BBRI untuk naik ke Rp 5,00-5,100 dalam beberapa bulan mendatang.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel