Bisnis.com, Jakarta – Harga emas turun lebih dari 2 persen pada Senin (5/8/2024) karena kekhawatiran resesi membebani pertumbuhan penjualan global, meski analis mengatakan hal itu mungkin bersifat sementara. tempat berlindung yang aman

Harga emas di pasar spot turun 2,2 persen menjadi US$2,389.79 per ounce, Reuters mengutip. Sementara emas berjangka AS turun 1,6 persen menjadi US$2.430,00.

“Investor takut dan menjual apa yang mereka bisa, termasuk emas dan perak,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Penjualan autokatalis platina dan paladium menunjukkan kekhawatiran serius terhadap permintaan industri.

Platinum turun 4,3% menjadi US$917,10 dan paladium turun 3,5% menjadi US$859,00, level terendah sejak Agustus 2018. Kedua logam tersebut digunakan untuk knalpot mesin guna mengurangi emisi.

Meskipun emas dianggap sebagai tempat berlindung yang aman di tengah ketidakpastian tersebut, emas juga tidak kebal terhadap aksi jual pada hari Senin karena investor meninggalkan aset tersebut sama sekali.

Sementara itu, permintaan obligasi Treasury tinggi, dengan imbal hasil AS tenor 10 tahun mencapai level terendah sejak pertengahan tahun 2023.

Namun, para analis mengatakan bahwa harga emas, yang telah naik lebih dari 16 persen sepanjang tahun ini, mungkin akan menguat di masa depan, karena ketidakpastian politik dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang dapat menguntungkan perekonomian.

Pasar memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan bulan September.

Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi jangka pendek terhadap penurunan suku bunga besar-besaran oleh The Fed dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi para pembeli. Pada akhirnya, emas bisa mencapai rekor tertinggi baru setelah tekanan mereda, kata Han Tan, kepala analis pasar di Exiniti Group.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel