Bisnis.com, JAKARTA – Perlambatan aktivitas manufaktur di Tiongkok menyebabkan penurunan umum output pabrik di Asia pada bulan lalu karena para pemilik bisnis bergulat dengan lesunya permintaan, sehingga meningkatkan risiko lemahnya pemulihan ekonomi di wilayah tersebut.

Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur S&P menunjukkan aktivitas industri mengalami kontraksi di Jepang dan melambat di Korea Selatan, sebagian disebabkan oleh lemahnya permintaan domestik dan meningkatnya biaya produksi. Kondisi ini menambah suramnya aktivitas pabrik di China yang menyusut.

Sementara itu, PMI manufaktur Indonesia juga turun ke wilayah kontraksi untuk pertama kalinya dalam 3 tahun menjadi 49,3 setelah melemah pada bulan-bulan sebelumnya.