Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan stabilitas sistem keuangan Indonesia akan tetap terjaga hingga kuartal II-2024.

Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan sistem keuangan Indonesia masih menghadapi berbagai risiko, terutama di tengah besarnya ketidakpastian global.

Beberapa risiko tersebut, mulai dari konflik di Timur Tengah, perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, hingga pemilu di banyak negara, telah memicu berbagai perdebatan mengenai sengketa hukum yang sensitif di Rusia.

“Semua itu menciptakan kekuatan geopolitik karena negara-negara besar memang mempengaruhi situasi dunia dan juga mempengaruhi situasi dunia,” ujarnya dalam konferensi pers dalam kesempatan rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024, Jumat (8 Februari 2024 ). 2024).

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan turun menjadi 3,2% pada tahun ini, sesuai perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), dari pertumbuhan 3,3% pada tahun 2023.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), imbuhnya, diharapkan positif dengan adanya permintaan dalam negeri, sedangkan perekonomian Tiongkok belum kuat, tumbuh sebesar 4,7% per tahun pada kuartal II-2024, dan peternakan yang menjadi garis lemah adalah terawat. memberikan tekanan pada sektor real estate.

Selain itu, peristiwa baru-baru ini menunjukkan bahwa inflasi AS akan turun pada bulan Juni 2024 di bawah tekanan penurunan harga energi dan perumahan, sementara tingkat pengangguran AS meningkat.

Hal ini menegaskan perkiraan bahwa suku bunga dana federal (FFR) akan turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada akhir tahun 2024. 

Namun, Sri Mulyani mengatakan obligasi bertenor 10 tahun diperkirakan akan lebih tinggi karena adanya kebutuhan untuk membayar kembali anggaran pemerintah AS. Selain itu, indeks dolar AS masih kuat.

“Perkembangan ini berarti ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi, ditambah dengan ketegangan geopolitik yang belum mereda dan ketidakstabilan politik pasca pemilu di berbagai negara, menyebabkan perpindahan modal ke negara-negara berkembang.” Dia berkata.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran WA.