Business.com, Jakarta – PT Assuransi Asee Indonesia melaporkan pendapatan sektor properti sebesar Rp 19 miliar pada semester pertama tahun 2024, naik 179 persen year-on-year.

Head of Insurance Transformation and Strategic Initiatives Assay Vahuddin Rahman menjelaskan kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh keberhasilan perseroan mengakuisisi properti yang kalah tender dari BUMN.

“Acay Indonesia berencana mencapai premi asuransi properti sebesar $50 miliar pada akhir tahun 2024,” kata Wahyudin kepada Bisnis, Senin (29/07/2024).

Ia mengatakan, pihaknya akan terus berupaya memasuki pasar pembiayaan perumahan yang bekerja sama dengan BUMN dengan mengakuisisi aset dari bank rekanan dan berbagai klien.

Vahyudin mengatakan, pertumbuhan asuransi properti terjadi pada sektor properti komersil dan komersil, termasuk properti industri, sedangkan sektor residensial hanya berkontribusi 30-40%. Namun Osei melihat pengembangan real estate residensial sebagai peluang bagi industri asuransi, khususnya melalui Program Dana Likuiditas Perumahan (FLPP).

Dalam program FLPP, tingkat bunga tetap sebesar 5% sudah termasuk dalam premi asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan asuransi kredit. “Tentunya ini merupakan ide bagus yang patut dimanfaatkan dalam kerjasama program FLPP/Tapera maupun di bidang bancassurance,” kata Vahyudin.

Menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi asuransi properti mencapai Rp 9,59 triliun pada Januari-Maret 2024, meningkat 51% year-on-year (Rp 6,35 triliun). Sedangkan jumlah klaim yang dibayarkan pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar 10,2% dari Rp1,85 triliun menjadi Rp1,66 triliun.

Di tahun Pada tahun 2023, premi asuransi properti akan menguasai pangsa terbesar dari total pasar premi asuransi, disusul jalur kredit dan kendaraan bermotor senilai Rp 26,48 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel