Bisnis.com, Jakarta – Dua emiten pertambangan di bawah bendera MIND ID Holding, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, mengalami penurunan laba bersih di tengah volatilitas harga komoditas global.

Penurunan laba bersih kedua perusahaan ini berbanding terbalik dengan peningkatan produksi dan penjualan pada semester pertama tahun ini. Namun laba perseroan juga menurun akibat turunnya harga komoditas.

Misalnya saja Vale Indonesia yang membukukan laba bersih sebesar USD 37,28 juta atau Rp 611,26 miliar selama semester I/2024 (kurs Rp 16.394). Pada semester I, perseroan membukukan pendapatan sebesar USD 478,75 juta atau setara Rp 7,84 triliun. Pendapatan ini turun 27,34% dibandingkan 658,96 juta USD pada akhir Juni 2024.

Di tengah penurunan pendapatan, INCO menurunkan beban pokok pendapatan dari USD 438,49 juta pada semester I/2023 menjadi USD 417,16 juta pada akhir Juni 2024. Dari jumlah tersebut, perusahaan membukukan total laba sebesar $61,58 juta.

Artikel perbandingan laba Vale dan Antam menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Rabu (31/7/2024). Selain berita-berita tersebut, meja redaksi BusinessIndonesia.id juga menyajikan berbagai berita ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitis. Berikut ini ikhtisarnya:

 

Perbedaan kinerja Indosat (ISAT) dan Telkom (TLKM) selama semester I/2024

Duo penerbit telekomunikasi, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tampil berbeda pada semester I/2024.

Sedangkan Indocet tumbuh 43,3% YoY (YoY) pada H1 2024, dengan laba bersih Rp 2,73 triliun pada H1/2024.

Vikram Sinha, Chairman, Direktur dan CEO Indocet Oredu Hutchison mengatakan kinerja tahun ini merupakan bukti kehati-hatian strategi perusahaan dalam mendorong bisnisnya maju.

Vikram mengatakan ISAT terus meningkatkan jaringan untuk memastikan konektivitas yang lancar dan mendorong pengalaman baru bagi pelanggan. Kinerja dan efisiensi operasional juga didorong agar perusahaan dapat meraih keuntungan berlipat ganda.

 

Meluncurkan proyek pipa gas terintegrasi di Pulau Jawa melalui Sisemi

Pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi terpadu di Pulau Jawa akan dipercepat melalui Proyek Trans-Jawa yaitu Cerebon-Semarang (SISEM). Setelah proyek Sisem tahap pertama selesai, pemerintah kini tengah membangun proyek Sisem tahap kedua untuk segera diselesaikan.

Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjuk PT Timas Suplindo dan Kerjasama Operasional (KSO) PT Pratibha Putri Sulung sebagai pemenang tender proyek pembangunan pipa Sisem Tahap 2 yakni Batang-Kandang Haur Seksi Timur.

Penetapan pemenang lelang tertuang dalam surat pejabat pengguna anggaran migas Nomor 48/BN.02/KPA.DJM/2024 tanggal 4 Juli 2024.

Laode Sulaiman, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan kementeriannya masih menunggu surat yang telah lama ditunggu-tunggu dari Menteri Keuangan Muliani untuk melaksanakan proyek tersebut. “Kalau surat ini keluar, kita bisa bernegosiasi dengan pemenangnya,” kata Laode saat dihubungi, Selasa (30/7/2024).

 

Antam (ANTM) – Vale (INCO) Kinerja Persaingan Sengit di Tengah Volatilitas Harga Komoditi

Banyak komoditas di pasar global yang mengalami gejolak di tengah panasnya konflik Palestina-Israel di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina di Eropa Barat. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, termasuk transisi kepemimpinan di Amerika Serikat.

Misalnya, harga nikel di pasar spot turun menjadi sekitar $15.881 per ton pada akhir bulan Juli, yang merupakan level terendah dalam 5 bulan terakhir. Situasi ini terjadi setelah reksa dana kehilangan posisi jangka panjangnya di tengah penguatan dolar AS dan lemahnya angka manufaktur Tiongkok.

Meskipun kondisi bullish seperti penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa, pembekuan produksi di Kaledonia Baru, dan kemungkinan penangguhan izin di Indonesia, harga nikel turun tajam.

Para analis mengatakan perekonomian perdagangan diperkirakan akan terus menghadapi tantangan akibat kelebihan pasokan di pasar. Selain itu, total persediaan nikel diperkirakan akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun terakhir, sehingga membatasi pemulihan harga yang signifikan hingga sisa tahun ini.

 

Siapkan spin-off, review kinerja CIMB Niaga Syariah dan BTN Syariah

Dua bisnis besar syariah yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menutup semester I/2024 di tengah persiapan pemisahan atau pemisahan unit usaha yang beredar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dimuat Harian Bisnis Indonesia pada Selasa (30/7/2024), Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga mengakhiri operasinya pada enam bulan pertama tahun 2024 dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 1,01 triliun. atau meningkat 66,04% YoY (y/y) dari Rp 610,7 miliar pada Semester I/2023.

Laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan setelah bagi hasil yang mencapai Rp1,08 triliun atau tumbuh 7,97% year-on-year dari Rp1 triliun. Fee based income juga positif dengan perolehan Rp229,87 miliar atau meningkat 47,36% dari Rp155,99 miliar.

Di sisi lain, perusahaan mengurangi kerugian terhadap nilai aset keuangan atau kerugian penurunan nilai. Perseroan mengakhiri semester I/2024 dengan kerugian Rp 268,62 miliar, turun 46,65% year-on-year dari Rp 503,52 miliar. Sedangkan perseroan mengumpulkan aset tahunan sebesar Rp64,83 triliun atau 1,98% dan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp66,15 triliun.

 

Kabar buruk dari negeri panda bagi smelter nikel RI

Permintaan restrukturisasi utang yang diajukan ke pengadilan Tiongkok oleh salah satu kreditor Jiangsu Delong Nickel Industry Co menjadi kabar buruk bagi kelanjutan proyek smelter Panda Country Company di Indonesia.

Selain itu, Jiangsu Delong memiliki beberapa unit usaha peleburan nikel dan pabrik stainless steel di dalam negeri, seperti PT Virtu Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel di Konawe, Sulawesi Tenggara, serta PT Gunbuster Nickel Indonesia (PT Gunbuster Nikel Indonesia). GNI) di Morrowal, Sulawesi Tengah.

Agus Tjahzana Wirakusumah, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Percepatan Pembangunan Industri Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, mengapresiasi permintaan pengadilan Tiongkok untuk merestrukturisasi utang Perusahaan Industri Nikel Jiangsu Delong. Proyek yang sedang berjalan mungkin akan terpengaruh.

Oleh karena itu, Agus memandang perlunya pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak yang mungkin timbul akibat permasalahan di Jiangsu Delon.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel