Bisnis.com, JAKARTA — Diabetes merupakan suatu kondisi kronis yang berhubungan dengan tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah. Jika tidak dikendalikan dapat menimbulkan penyakit lain, bahkan gangguan ginjal, mata, dan jantung.  

Diabetes terjadi karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin, hormon yang mengontrol gula darah, atau tidak mampu menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. 

Diabetes terbagi menjadi dua jenis. Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang insulin. Meskipun diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menolak insulin atau pankreas tidak memproduksi cukup insulin, ini adalah jenis diabetes lain yang umum. 

Penderita diabetes perlu minum obat secara teratur dan tepat waktu untuk mengendalikannya. Selain itu, khususnya penderita diabetes tipe 2, mereka juga perlu memperhatikan pola makan untuk mengendalikan diabetes. 

Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung, gangguan mata, dan ginjal. Penyebab Diabetes yang Tidak Terkontrol

Mengutip Health Shots, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan diabetes tidak terkontrol menurut ahli endokrinologi Dr. Manish Srivastava, diantaranya sebagai berikut”

• Ketidakpatuhan terhadap obat yang diresepkan atau insulin.

• Mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan kadar gula darah.

• Tidak berolahraga.

• Stres dan penyakit dapat mempengaruhi kadar gula darah dan efektivitas insulin.

• Tidak memeriksa kadar gula darah secara rutin dapat mengakibatkan tidak mengetahui kadar gula darah. Gejala Diabetes yang Tidak Terkontrol:

Berikut gejala umum gula darah tinggi atau rendah: 1. Rasa haus terus-menerus

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, gula darah yang sehat harus antara 80 dan 130 miligram desiliter (mg/dL) sebelum makan dan kurang dari 180 mg/dL dua jam setelah makan. 

Saat gula darah tinggi, kelebihan gula akan dikeluarkan melalui urin. Glukosa dalam urin akan menarik air dari darah secara osmosis sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini memicu mekanisme rasa haus di otak dan menyebabkan pasien merasa haus terus-menerus.  2. Sering buang air kecil

Glukosa akan muncul dalam urin ketika gula darah lebih dari 180 mg/dL. Untuk membuang kelebihan gula, ginjal akan menyaringnya dari darah dan mengeluarkannya melalui urin. Proses ini membutuhkan banyak air sehingga menyebabkan produksi urin lebih banyak dan menyebabkan sering buang air kecil.  3. Rasa lapar yang ekstrim

Bahkan ketika gula darah tinggi, sel-sel tubuh masih bisa kekurangan glukosa karena kekurangan insulin atau resistensi insulin. Ketika ini terjadi, sinyal dikirim ke otak bahwa tubuh membutuhkan lebih banyak makanan, sehingga memicu rasa lapar. 4. Menurunkan berat badan yang tidak diinginkan

Ketika sel tidak dapat memperoleh glukosa untuk energi, tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk menghasilkan energi, yang menyebabkan penurunan berat badan. Hal ini tetap bisa terjadi meski asupan kalori hariannya tetap normal atau meningkat. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel