Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel memiliki serat optik sepanjang 36.620 kilometer pada semester I/2024 atau meningkat 10.333 kilometer dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, dibandingkan tahun 2022-2023, jumlah serat optik baru yang terhubung ke menara akan lebih sedikit pada tahun ini. 

Diketahui, pada periode semester I/2022 – semester I/2023, Mitratel mampu membangun fiber to the tower (FTTT) sepanjang 27.269 kilometer. Namun secara tahunan pada semester I/2024 peningkatannya sekitar 10.333 kilometer. 

FTTT merupakan aset tambahan bagi industri menara saat ini karena operator seluler perlu menyediakan internet cepat ke area pasar. 

Dari segi geografis, peningkatan panjang serat optik terbesar terdapat di Pulau Sumatera dengan pertumbuhan hingga 76% year-on-year/YoY menjadi 7.979 Km. Sulawesi menyusul dengan pertumbuhan 37,7% YoY menjadi 8.300 Km. 

Kalimantan atau Ibu Kota Negara (IKN), penggelaran fiber optik meningkat 26,5% YoY menjadi 3.702 Km. Pulau Jawa meluas 26,4% YoY menjadi 16.417 Km. Saat ini, Maluku dan Papua terkendala fiber optic yang hanya sepanjang 115 kilometer. 

Berdasarkan laporan, pada semester I/2024, Mitratel telah mengumumkan 38.581 menara di Indonesia dengan membangun 567 menara baru. 

Dengan banyaknya menara yang dimilikinya menjadikan Mitratel sebagai penyedia menara terbesar di Asia Tenggara dalam hal ukuran menara. 

Sebaran menara yang dimiliki Perseroan sebesar 41% berlokasi di Pulau Jawa dengan jumlah 15.974 menara dan sisanya sebesar 59% atau 22.607 menara di luar Pulau Jawa, dimana tren tersebut tidak lepas dari tindakan strategis yang dilakukan Mitratel dalam menangkap peluang yang ada. pasarnya bergantung pada langkah yang diambil operator seluler untuk memperluas bisnisnya di luar Pulau Jawa. 

Hal ini tercermin dari pertumbuhan karyawan baru Perseroan di luar Pulau Jawa sebesar 8%, lebih tinggi di Pulau Jawa yang tumbuh sebesar 6%.

Manajemen Mitratel menjelaskan dalam keterangan resminya, selama semester I/2024, MTEL mencatatkan pertumbuhan aktivitas yang ditunjukkan dengan pendapatan yang mencapai Rp 4,45 triliun. Pendapatan ini meningkat 7,8% dari periode yang sama tahun lalu (year over year/YoY) dan pendapatan MTEL mencapai Rp 1 triliun.

“Pertumbuhan pendapatan didorong oleh kinerja yang kuat karena kami melihat peningkatan jumlah menara, pertumbuhan penyewa, dan pemasangan serat optik,” kata Presiden Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam keterangan resminya, Senin (29/7/2024). 

Ia juga mengatakan rasio pengeluaran membaik menjadi 1,52 kali dari posisi tahun lalu 1,49 kali. Hal ini menunjukkan Mitratel dapat meningkatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan ekspansi dengan tersedianya peralatan.

 

Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel