Bisnis.com, Jakarta – Ekspor kurma menjadi andalan Tunisia dalam hubungan dagangnya dengan Indonesia. Di tengah kondisi defisit, ekspor sawit justru tumbuh. 

Mohamed Trabelsi, Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, mengatakan perdagangan dengan Indonesia kini mengalami defisit. 

“Kami mengimpor US$150 juta. Tidak terlalu banyak, nilai tukarnya. Kita ekspor sekitar 50 juta dolar,” ujarnya kepada Bisnis saat ditemui di kediamannya di Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Sementara itu, Tunisia mengekspor kurma, tanaman lainnya, produk kimia, tekstil, dan sejumlah kecil pupuk. Kurma kemudian menjadi komoditas ekspor utamanya. 

“Kami adalah eksportir kurma (terbesar) pertama ke Indonesia. Kami dan Mesir,” jelas Trabelsi. 

Senada dengan pernyataan tersebut, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kurma sebagian besar diimpor dari Tunisia selama Januari-Februari 2024 dengan nilai US$ 29,66 miliar. 

Mesir menempati urutan kedua sebagai importir utama kurma ke Indonesia, disusul Iran dan Arab Saudi. 

Impor kurma Februari 2024 tercatat sebesar 11,24 ribu ton, meningkat 3,81 ribu ton atau 51,28% dibandingkan bulan sebelumnya, kata Amalia dalam rilis BPS, Jumat (15/3/2024).

Tunisia juga mengekspor biji kurma ke Malaysia, Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Kanada. Trabelsi mengungkapkan masyarakat Indonesia lebih menyukai kurma Tunisia. 

Mengutip laporan Kementerian Perdagangan (Kmendag) April 2024, nilai perdagangan Indonesia dan Tunisia terus tumbuh baik selama lima tahun terakhir, sejak 2018 hingga 2023. 

Tahun lalu, total perdagangan kedua negara mencapai US$217,6 juta, meningkat 1,09% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$215,3 juta. 

Kemudian, ekspor Indonesia ke Tunisia pada tahun lalu turun 33,7% menjadi US$112,3 juta dibandingkan US$169,6 juta pada tahun 2022. 

Sedangkan ekspor utama Indonesia ke Tunisia adalah minyak sawit, kopra, kendaraan bermotor, benang filamen sintetik, dan kulit samak atau kulit komposisi. 

Perundingan Perjanjian Perdagangan Preferensi Indonesia-Tunisia (IT-PTA) akan segera selesai, kata Kementerian Perdagangan, yang menunjukkan bahwa kedua belah pihak dapat menyelesaikan semua perundingan mengenai teks utama IT-PTA, termasuk pasal tentang pengembalian perdagangan dan transposisi. . 

Kedua belah pihak juga menyepakati countertrade sebagai sistem pembayaran alternatif yang diharapkan dapat mendorong perdagangan bilateral antara Indonesia dan Tunisia. 

Selanjutnya, mayoritas dari 31 pasal aturan asal usul barang atau 27 pasal disepakati kedua belah pihak.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel