Bisnis.com, JAKARTA – Badan Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sektor keuangan akan menjadi sasaran serangan siber yang lebih canggih. 

Dalam dunia cyber, “where the money is” atau di mana uang berada, seringkali menjadi incaran utama para hacker karena memberikan mereka keuntungan yang sangat besar.

DPNP OJK Zulkifli Salim, Deputi Direktur Digitalisasi, Pusat Keuangan dan Reformasi Perbankan, mengatakan Indonesia akan menjadi 3 negara yang paling banyak diretas di dunia pada tahun 2022 berdasarkan laporan statistik kejahatan siber. akun. data mencapai 13,2 juta pengguna Internet.  

Seperti yang Anda ketahui, pelanggaran data ini merupakan peristiwa keamanan karena data pengguna pada suatu perangkat atau aplikasi dapat diakses dan diakses tanpa izin.

Sejauh ini, negara nomor satu dengan jumlah pelanggaran akun tertinggi adalah Rusia, dengan jumlah 22,3 juta. Lalu Perancis 13,8 juta. Disusul oleh Indonesia, Amerika Serikat, dan Spanyol dengan masing-masing 8,4 juta dan 3,9 juta. Sementara itu, lima negara ini akan menyumbang lebih dari separuh pelanggaran data global pada tahun 2022. 

“Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki reputasi buruk dalam perlindungan data,” ujarnya. 

Selain itu, Zulkifli mengatakan tantangan dalam transformasi digital adalah rendahnya tingkat literasi digital. Pada tahun 2022, indikator ini diperkirakan berada pada kategori “sedang” dengan nilai 3,54 pada skala 1 sampai 5. 

“Bahkan keamanan digital mendapat skor 3,12. Itu salah satu tugas kami.” Jadi masih banyak kasus rekayasa sosial akibat rendahnya literasi digital.”

Ia juga menjelaskan bahwa pada tahun 2023, sektor keuangan akan menjadi sektor ke-3 yang paling banyak diberitahukan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Di sisi lain, Zulkifli memperkirakan Ekonomi Digital Indonesia akan meningkat 8 kali lipat dari Rp632 triliun menjadi Rp4531 triliun pada tahun 2030. Sektor e-commerce akan tumbuh sebesar Rp 1900 triliun atau sekitar 34% dalam ekonomi digital.

Sedangkan dari sisi perkembangan e-commerce mencapai Rp454 triliun pada tahun 2023 dan diperkirakan meningkat sebesar 7,2 persen hingga mencapai Rp487 triliun pada tahun 2024.

Berdasarkan perkembangan tersebut, transaksi perbankan digital diperkirakan mencapai Rp58,5 triliun pada tahun 2023 dan tumbuh 9,1 persen setiap tahunnya hingga mencapai Rp63,8 triliun pada tahun 2024. Sedangkan penggunaan uang elektronik akan mencapai Rp 836 triliun pada tahun 2023 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 25.000 8% setiap tahunnya menjadi Rp 1,051 triliun pada tahun 2024. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel