Bisnis.com, JAKARTA – Penerbit Sari Roti, anak usaha Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) mencatatkan penjualan senilai Rp1,92 triliun pada semester I 2024, naik 5,46% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 menjadi Rp1,82 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan ROTI, distributor terbesar adalah PT Indomarco Prismatama, entitas Grup Salim yang mengoperasikan cabang Indomaret, dengan penjualan sebesar Rp713,4 miliar atau 37,09% dari total penjualan ROTI.
Sisanya berasal dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) atau Alfamart Group setara Rp 4.886,59 miliar atau 25,30% dari total penjualan ROTI.
Berdasarkan jenis produk, roti tawar masih menjadi penopang penjualan ROTI sebesar Rp 1,28 triliun. Berikutnya roti manis senilai Rp800,28 miliar, disusul kue senilai Rp166,58 miliar, dan lainnya senilai Rp32,76 miliar.
Setelah dikurangi pendapatan penjualan dan rabat, total penjualan ROTI pada semester I/2024 sebesar Rp 1,92 triliun.
Dalam keterangan resminya, manajemen ROTI menjelaskan penjualan di wilayah tengah masih mendatangkan pendapatan penjualan sebesar Rp 1,01 triliun.
Namun menarik untuk dicatat bahwa penjualan di wilayah barat dan timur meningkat 12,2% year-on-year menjadi Rp 909 miliar, tulis ROTI dalam keterangan resmi, Jumat (19/7/2024).
Manajemen ROTI menjelaskan, pertumbuhan penjualan tersebut seiring dengan strategi ekspansi bisnis perseroan dengan membangun pabrik di Batam, Gresik, Balikpapan, dan Banjarma.
Kesuksesan penjualan Sari Roti juga didukung oleh perluasan distribusi di jalur modern dan tradisional dengan menambah lebih dari 93.000 titik penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Untuk memenuhi permintaan produk roti dan kue yang terus meningkat, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi dengan menyelesaikan pembangunan pabrik ke-15 di Pekanbaru yang dijadwalkan akan beroperasi pada akhir tahun 2024,” kata manajemen ROTI.
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan, harga pokok penjualan juga meningkat, namun lebih kecil dibandingkan penjualan. Nilai barang terjual ROTI meningkat 2,23% year-on-year menjadi Rp 884,77 miliar.
Dengan demikian, total laba ROTI pada semester I 2024 sebesar Rp1,03 triliun, naik dari semester I 2023 sebesar Rp958,26 miliar.
Laba kotor perseroan semakin dikurangi beban usaha dan beban usaha lainnya sebesar Rp 868,51 miliar sehingga laba usaha pembuat Sari Roti menjadi Rp 212,85 miliar.
Setelah pajak, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk periode berjalan sebesar Rp144,63 miliar, naik 21,81% dibandingkan Rp118,75 miliar pada semester I/2023.
Total aset ROTI tercatat sebesar 3,88 triliun rupiah pada semester I/2024, turun dibandingkan posisi 3,94 triliun rupiah pada akhir tahun 2023.
Sedangkan liabilitas ROTI meningkat dari Rp1,55 triliun pada akhir tahun 2023 menjadi Rp1,84 triliun pada semester I/2024.—————- ———- ——- – –
Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel