Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengemuka pada sesi pertama, Selasa (23/7/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham GOTO naik 12% menjadi Rp57 pada Selasa (23/7/2024) pukul 10:59 WIB. Ini merupakan peningkatan terbesar sejak Maret 2024.

Sementara itu, Bloomberg melaporkan volume perdagangan GOTO saat ini lebih dari enam kali lipat rata-rata 20 harinya.

Sucor Sekuritas Paulus Jimmy, Ketua Riset, menjelaskan pasca pembatalan Tokopedia akan terjadi penurunan pendapatan. Namun menurutnya penggunaan biaya GOTO juga akan berkurang.

“Jadi sebaiknya investor fokus pada demand [ODS] dan lini bisnis fintech yang kini menjadi bisnis utama,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (16/07/2024).

Jimmy mengatakan GOTO harus memberikan perbandingan apple-to-apples antara Q2/2023 dan Q2/2024. Hal ini karena angka pada kuartal II/2023 juga perlu disesuaikan melalui peluncuran Tokopedia.

“Soal komisi e-business, kami tidak terlalu optimis karena melihat banyak tantangan e-business di Indonesia, seperti melemahnya daya beli masyarakat dan diversifikasi promosi yang ada saat ini,” ujarnya.

Sucor Sekuritas prihatin dengan kemampuan GOTO dalam mengembangkan bisnis ODS dan mempertahankan pangsa pasarnya. Hal ini disebabkan ketatnya persaingan dan perusahaan merugi, terutama di industri fintech.

Sementara Sucor Sekuritas belum mengubah rekomendasi saham GOTO yaitu wait and see.

Laporan dari Bloomberg, kesepakatan tersebut memperkirakan pendapatan tiga bulan GOTO Q2/2024 sebesar Rp3,43 juta. Capaian tersebut berkurang 3,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,55 juta.

Kerugian GOTO selama tiga bulan pada kuartal II-2024 juga diperkirakan membaik menjadi Rp529,78 miliar dari kerugian sebelumnya sebesar Rp3,29 juta secara tahunan. 

GoTo Gojek Tokopedia dijadwalkan mengumumkan kinerja keuangan kuartal II/2024 pada 30 Juli 2024. Setelah itu, GOTO akan mengadakan conference call untuk membahas hasil kuartal II/2024.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel