Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN mengonfirmasi distributor penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan segera bergabung dengan Holding BUMN penerbangan dan pariwisata, InJourney. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah perubahan dalam lima tahun terakhir. Salah satu caranya adalah dengan membuat hold. 

Sementara itu, langkah terbaru Kementerian BUMN adalah menggabungkan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airport. Penggabungan akan dilakukan pada Desember 2023. 

“Jadi yang terakhir kita gabungkan adalah AP II dengan AP II di InJourney, dan Garuda [GIAA] juga akan kita pindahkan dan dijadikan anak perusahaan InJourney dalam waktu dekat,” kata Karthika kepada Market Research 2024, Selasa. 2024).  

Kartika atau biasa disapa Tiko mengatakan masuknya Garuda Indonesia ke InJourney akan menambah daftar perusahaan pelat merah atau BUMN. 

“Dulu BUMNnya sekitar 110-an, sekarang tinggal 40-an, dan ini akan terus kita kurangi agar dalam lingkup pengendaliannya kita benar-benar bisa mengelola BUMN yang lapisan investasinya dan lapisan penyimpanan operasionalnya,” tutupnya. 

Perkembangan lainnya, Kementerian BUMN menyebutkan Garuda Indonesia akan mengoperasikan 98 pesawat hingga akhir tahun 2026. 

Dari perkiraan tersebut, 61 unit adalah B373-8000, kemudian 10 unit adalah B777-300, kemudian 5 unit adalah A330-900, 6 unit adalah A330-300, kemudian 12 unit adalah A330-300, dan sisanya adalah A330.

“Garuda berencana meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia secara bertahap,” kata Kementerian BUMN dalam laporan perkembangannya, dengan target mencapai 98 kapal pada akhir tahun 2026.  

Namun berdasarkan informasi Kementerian BUMN, GIAA akan mengoperasikan 82 pesawat pada akhir tahun 2024. Diperkirakan akan meningkat menjadi 89 pesawat pada tahun 2025. 

Pada pemberitaan sebelumnya, Garuda Indonesia berencana menambah 8 pesawat baru pada tahun 2024. Jumlah tersebut terdiri dari 4 pesawat NG, 2 pesawat Airbus A330-300, dan 2 pesawat Boeing B777-300 ER.

Direktur Garuda Indonesia Irfaniyaputra mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak bandara untuk memastikan keselamatan penerbangan dan ketersediaan pesawat yang layak terbang sesuai otoritas.

“Kami sedang mencari opsi untuk menambah armada dan memastikan harga sejalan dengan persyaratan peraturan,” katanya.

Pada tahun 2023, GIAA menambah 5 pesawat B737-800 NG ke armadanya. Dari total pesanan tersebut, sebanyak 4 pesawat telah terkirim dan satu lagi dijadwalkan akan dikirimkan pada akhir tahun ini.

Dengan penambahan pesawat tersebut, Garuda Indonesia berencana mengoperasikan hampir 80 pesawat hingga akhir tahun ini, kata Irfan. 

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan semua pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel