Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil listrik asal Vietnam yang mulai masuk ke pasar Indonesia, VinFast, mengalami kerugian hingga US$ 2,39 miliar pada tahun lalu. Namun, perusahaan besutan Pham Nhat Vuong ini terus memperluas pasar dan manufaktur.

Berdasarkan laporan keuangan berkala, VinFast mencatatkan total pendapatan sebesar $1,19 miliar sepanjang tahun 2023. Sebaliknya, di saat yang sama, VinFast mencatatkan beban usaha yang mencapai US$1,06 miliar.

Akibatnya, perseroan mengalami kerugian kotor hingga US$ 552 miliar sepanjang tahun 2023. Parahnya, VinFast justru mencatatkan kinerja negatif sehingga menghasilkan kerugian bersih sebesar US$ 2,39 miliar.

Situasi ini lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Meski pendapatan VinFast meningkat, pada 2022 mendekati US$ 627 juta, namun rugi bersih perusahaan mencapai US$ 2,08 miliar.

Di sisi lain, dalam laporan keuangannya, VinFast mencatat belanja modal mencapai US$ 1,05 miliar. Belanja modal ini dimaksudkan untuk melaksanakan berbagai penetrasi pasar dan memperluas basis manufaktur.

Disebutkan perseroan, ekspansi tersebut mencakup pembangunan pabrik di North Carolina, Amerika Serikat. Sementara untuk pasar Asia, VinFast fokus membangun fasilitas perakitan di India atau india.

Soalnya, pada laporan kuartal I/2024, VinFast sebenarnya sudah mulai membangun fasilitas produksi listrik di Tamil Nadu, India. Sementara di Thailand, VinFast telah menjalin kerja sama dengan 15 dealer mendatang.

Sementara untuk Indonesia, langkah komitmen investasi baru selanjutnya adalah memperkenalkan produk. Apalagi kerjasama yang dimulai hanya mengoperasikan sekitar 5 diler yang sudah beroperasi sejak awal April.

Sebelumnya, VinFast menyatakan akan berinvestasi US$ 1,2 miliar atau Rp 18,7 triliun di Indonesia, untuk pembangunan pabrik mobil listrik dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik Tanah Air secara holistik.

Salah satu komitmen penanaman modal VinFast di Indonesia adalah pembangunan pabrik mobil listrik yang diharapkan mulai berproduksi pada tahun 2026 dengan kapasitas 50.000 unit per tahun.

CEO VinFast Indonesia Tran Quoc Huy mengatakan pihaknya akan fokus mendukung pembangunan infrastruktur, beradaptasi dengan peraturan daerah, dan menjaga pendekatan fleksibel terhadap pasar Indonesia. “Kami yakin pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang holistik sangat penting untuk tujuan jangka panjang kami di pasar Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (25/2/2024).

Produsen mobil listrik telah meluncurkan beberapa model di Indonesia. Ada VinFast VF 5 dengan harga mulai dari Rp 235 jutaan hingga Rp 250 jutaan. Kemudian VF e34 dibanderol Rp 288 juta hingga Rp 300 juta, sedangkan VF7 dibanderol Rp 525 juta hingga Rp 570 juta.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel