Bisnis.com, JAKARTA – Produsen Semen Merah Putih PT Cemindo Gemilang Tbk. (CMNT) bersiap mengoperasikan pabrik baru di Sumatera pada Juni 2024. Namun manajemen belum menentukan lokasi dan target pasarnya.

Direktur Komersial Cemindo Gemilang Surindro Kalbu Adi mengaku perseroan cukup aktif meresmikan pabrik baru dalam rangka ekspansi usaha. Total, perseroan kini memiliki enam pabrik di Indonesia.

Pabrik-pabrik tersebut berlokasi di Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Bengkulu. Proses akuisisi dilakukan pada tahun 2018 hingga 2021, kemudian dilanjutkan pada tahun 2023 dengan mengambil alih terminal di Medan milik PT Sumatra Utara Perkasa Semen.

“Iya, bulan depan kita potong pita. Operasi pertama kita. Mungkin sekarang belum bagus dikatakan, tapi di Sumatera sudah jelas,” kata Surindro saat ditemui di Jakarta, Selasa (7). /) 5/2024).

Dia tidak merinci informasi tersebut. Namun kehadiran pabrik baru ini akan menambah jaringan distribusi dan pemasaran yang saat ini mencakup 17 provinsi di Indonesia.

Terkait industri semen dalam negeri, Surindro menjelaskan, permintaan semen sejak dua tahun lalu mengalami penurunan karena kelebihan pasokan atau oversupply. Permintaan juga sedikit terganggu oleh pemilu 2024 di awal tahun.

“Industri sekarang kelebihan pasokan dan permintaan menurun selama dua tahun terakhir, terutama pada kuartal pertama tahun ini dengan momentum. Jadi secara keseluruhan industri ini belum menarik,” kata Surindro.

Namun, dia mengatakan permintaan perusahaan semen mulai menunjukkan minat pada awal Mei. Situasi ini terkait dengan keamanan pemenang pemilu, serta adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai (TVA DTP) hingga Juni 2024.

Dari segi performa, CMNT diketahui mampu mengubah kekalahan menjadi kemenangan sepanjang setahun terakhir. Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 154,8 miliar pada tahun 2023, membalikkan kerugian tahun sebelumnya sebesar Rp 89,36 miliar.

Pendapatan dan Ebitda perseroan juga stabil di angka Rp 9,6 triliun dan Rp 1,8 triliun pada tahun 2023. Namun kerusakan mesin yang tidak terduga menyebabkan penurunan produksi klinker hampir 10% sehingga menimbulkan kerugian bagi perseroan.

Dari pasar saham, saham CMNT saat ini berada di harga Rp 1.075 atau meningkat 0,47% pada tahun berjalan (YtD) dan meningkat hingga 21,47% pada tahun lalu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel