Bisnis.com, Jakarta – Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir telah mengidentifikasi peluang penawaran umum perdana (IPO) badan usaha milik negara, mulai dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo hingga MIND ID.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dalam lima tahun ke depan, diharapkan BUMN emerging bisa masuk dalam daftar perusahaan teratas versi majalah Forbes dan Fortune.

Lanjutnya, beberapa perusahaan yang berpotensi menghasilkan kekayaan signifikan dalam jangka panjang antara lain Pelindo, InJourney Aviation and Tourism BUMN Holding, dan MIND ID.

“Contohnya Pelindo Group yang kita merger dengan Pelindo, InJourney sekarang sudah mencakup bandara, travel dan MIND ID Group, setelah itu MIND ID Group akan mempunyai ukuran yang sedang, sedangkan ukurannya akan menjadi besar IPO”, demikian disampaikan Selasa (16 Juli 2024) dalam “Market Outlook 2024”.

Melalui langkah tersebut, pria bernama Tiko ini berharap Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak lagi memiliki perusahaan pelat merah yang valuasinya terbengkalai seperti PT Indofarma Tbk (INAF) atau PT Adhi Karya (Persero) Tbk (Adi).

“Kami akan fokus pada BUMN-BUMN yang penting, mampu, dan mempunyai masa depan cerah, serta bisa diperkenalkan ke pasar modal,” ujarnya.

Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam pemberitaan sebelumnya mengatakan, saat ini ada 30 perusahaan yang masuk atau dalam pipeline, namun tidak ada yang berasal dari BUMN atau anak perusahaan pelat merah.

“Kita tunggu saja pemerintahan barunya. Tapi kita berharap tahun depan ada IPO BUMN atau anak perusahaan BUMN,” ujarnya di Jakarta, Rabu (10 Juli 2024).

BEI menargetkan 62 perusahaan tercatat di bursa pada tahun ini, ujarnya. Jumlah tersebut turun dari perkiraan 79 IPO pada tahun 2023.

“Saat ini kami masih memiliki sekitar 30 perusahaan dalam roadmap kami. Kami berharap awal tahun ini kami menargetkan sekitar 60 perusahaan.

Di sisi lain, Kementerian BUMN memastikan tidak ada IPO BUMN pada 2024 dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan suku bunga.

Sebenarnya ada beberapa perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya di pasar modal pada tahun 2023, seperti PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pupuk Kalimantan Timur, namun rencana tersebut ditunda karena kondisi pasar yang kurang menarik.

Selain itu, Kementerian BUMN juga menunda rencana IPO anak perusahaan PalmCo, PTPN, pada 2024 karena kondisi pasar yang kurang menarik dan PalmCo masih memiliki pekerjaan rumah untuk mendapatkan valuasi tinggi.

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca dan Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan. Keputusan investasi berasal dari pembaca

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.