Bisnis.com, JAKARTA – Inggris mencatatkan pertumbuhan ekonomi tercepat dalam hampir tiga tahun pada kuartal I 2024, pulih dari keterpurukan pada paruh kedua tahun lalu.

Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional, produk domestik bruto (PDB) Inggris tumbuh sebesar 0,6% pada kuartal I tahun 2024. Sedangkan pertumbuhan tersebut merupakan yang terkuat sejak triwulan 4/2021 yang tumbuh sebesar 1,5%.

Pertumbuhan kuartal pertama tersebut mengalahkan semua perkiraan dalam jajak pendapat Reuters terhadap 39 ekonom, dengan pertumbuhan PDB diperkirakan sebesar 0,4% pada periode Januari-Maret 2024.

Data ekonomi ini kemudian disambut baik oleh Perdana Menteri Rishi Sunak. Pada saat yang sama, hal ini dapat memberikan dorongan menjelang pemilihan umum.

Sunak mengatakan perekonomian telah membaik, meskipun oposisi Partai Buruh, yang unggul jauh dalam jajak pendapat, menuduh Sunak dan Menteri Keuangan Jeremy Hunt tidak berhubungan.

“Tidak ada keraguan bahwa ini merupakan tahun-tahun yang sulit, namun angka pertumbuhan hari ini menunjukkan bahwa perekonomian kembali sehat untuk pertama kalinya sejak pandemi,” kata Hunt, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/5/2024): .

Pihak oposisi kemudian menolak klaim ini. Rachel Reeves dari Partai Buruh, yang berharap untuk menggantikan Hunt sebagai Menteri Keuangan, mengatakan ini bukan waktunya bagi para menteri Tory untuk mengambil kemenangan dan memberi tahu rakyat Inggris bahwa keadaan tidak pernah lebih baik.

Sebelumnya pada Kamis (5/9), Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 16 tahun.

Bank of England juga memperkirakan pertumbuhan kuartalan sebesar 0,4% pada kuartal pertama tahun 2024 dan peningkatan yang lebih kecil sebesar 0,2% pada kuartal kedua tahun 2024.

Meski mengalami pertumbuhan PDB yang lebih baik dari perkiraan, Inggris masih menjadi salah satu negara yang paling lambat pulih dari dampak pandemi Covid-19.

“Meskipun ada perbaikan dalam prospek jangka pendek, peningkatan pertumbuhan PDB kemungkinan akan terhambat oleh lemahnya pertumbuhan produktivitas, serta kemungkinan meningkatnya tingkat lapangan kerja,” jelas Yael Selfin, kepala ekonom di KPMG Inggris.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel