Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur dan CEO PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Irfan Setiaputra menyampaikan informasi terkini kemampuan perseroan membayar utang kepada kreditur.
Dia mengatakan GIAA mendapat peringkat IdBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas kemampuan operasional perseroan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas kewajiban utang yang dikelolanya.
Hasil pemeringkatan menunjukkan Garuda Indonesia memiliki visi yang stabil dan kapasitas yang memadai untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya, kata Irfan dalam keterangannya, Kamis (7/11/2024).
Jika kita berbicara di situs resmi Pefindo, pinjaman dengan pinjaman idBBB memiliki kapasitas yang cukup dibandingkan dengan pinjaman lain yang harus membayar hutang jangka panjang. Namun, kemampuan obligor seringkali dipengaruhi oleh perubahan keadaan dan kondisi keuangan yang merugikan.
Irfan mengatakan, pemeringkatan GIAA Pefindo diberikan berdasarkan data dan informasi perseroan serta laporan keuangan per 31 Maret 2024 yang belum diaudit dan laporan keuangan per 31 Desember 2023 yang sudah diaudit.
Berdasarkan laporan keuangan triwulan I tahun 2024, GIAA melaporkan pinjaman senilai $8,09 miliar, atau meningkat dari akhir tahun 2023 sebesar $8,01 miliar.
Di sisi lain, total ekuitas GIAA masih negatif sebesar $1,37 miliar, meningkat dibandingkan level pada akhir tahun 2023 sebesar $1,28 miliar. Alhasil, total aset Garuda Indonesia dilaporkan sebesar USD 6,72 miliar per kuartal I/2024.
Seperti diketahui, GIAA melaporkan peningkatan pendapatan pada kuartal I 2024. GIAA mencatatkan pendapatan sebesar $711,98 juta. Pendapatan ini naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar $602,99 juta.
Situasi ini menyebabkan kerugian GIAA berkurang 21,10% menjadi USD 87,03 juta. Faktanya, pada kuartal pertama tahun 2023, GIAA melaporkan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik organisasi induk sebesar $110,04 juta.
Terkait dengan credit rating, selain ditentukan berdasarkan analisis keuangan GIAA dan tindakan perusahaan, analisis tersebut juga didasarkan pada sektor industri secara keseluruhan yang juga mencakup upaya perusahaan dalam mengurangi potensi risiko yang timbul akibat perubahan harga bahan bakar atau kejadian yang tidak terduga. .
Sehat atau tidaknya Garuda Indonesia tidak akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis perseroan, namun juga menentukan kredibilitas Garuda di mata masyarakat, khususnya para kreditur yang telah mendukung proses kebangkitan perseroan, kata Irfan.
Sekadar mengingatkan, GIAA telah menyelesaikan pencairan pinjaman penuh kepada peminjam dengan nilai pinjaman hingga Rp 255 juta, sesuai proyek perjanjian perdamaian yang menyetujui resolusi pernikahan.
Garuda Indonesia juga berhasil menyusun strategi pengembangan ekuitas perseroan yang berdampak positif pada posisi ekuitas perseroan, tutupnya.
Pada perdagangan Kamis (11/7/2024), saham GIAA naik 2% menjadi Rp 51 secara keseluruhan. Namun hingga tahun 2024, saham GIAA turun 26,09% year-to-date (YtD).
__________
Penafian: Konten ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel