Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian besar produksi katoda tembaga hasil peleburan PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara, akan dijual ke pasar ekspor.
Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau menjelaskan kebutuhan tembaga di dalam negeri masih sedikit. Untuk itu, perseroan akan terus fokus pada pasar ekspor.
“Jadi katoda tembaga itu untuk produksi Indonesia, bukan hanya untuk Amman, masih banyak [terjual],” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (7/10/2024).
Namun, Rachmat mengatakan selain untuk ekspor, katoda tembaga Amman juga dijual untuk pasar dalam negeri.
“Katodanya ada yang dalam negeri, sebagian besar masih di luar,” kata Rachmat.
Rachmat belum memastikan berapa jumlah katoda tembaga yang akan dijual ke pasar dalam negeri. Namun dia memastikan, pihaknya sudah menerima lamaran dari perusahaan dalam negeri.
Sementara itu, smelter Amman Mineral kini telah memasuki tahap commissioning dan ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal keempat tahun 2024.
Pabrik peleburan tembaga milik perseroan akan memiliki kapasitas input terpasang sebesar 900.000 ton terkonsentrasi per tahun (ktpa). Pasokan terkonsentrasi akan berasal dari tambang produksi perseroan yakni Batu Hijau dan nantinya proyek Elang.
Smelter Amman yang membutuhkan investasi sebesar US$1,4 miliar ini akan menghasilkan produk berupa katoda tembaga mencapai 222.000 tpa dan asam sulfat mencapai 830.000 tpa.
Pabrik peleburan yang juga dilengkapi fasilitas pemurnian logam mulia (PMR) ini juga akan memproduksi emas batangan sebanyak 18 tpa, perak batangan 55 tpa, dan selenium 70 tpa.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel