Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I/2024 mengalami defisit sebesar Rp77,3 triliun.

Sri Mulyani mengatakan defisit pada semester I yakni 0,34% PDB terjadi lebih cepat dibandingkan tahun lalu.  

“Tahun lalu Semester I/2024 masih surplus Rp152,3 triliun. “Tahun ini pada semester I/2024 kita mengalami defisit sebesar Rp77,3 triliun,” rapat kerja Banggar bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (7/8/2024).

Secara keseluruhan, situasi APBN 2024 yang dirancang defisit 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp522,8 triliun berarti realisasi defisit sebesar Rp77,3 triliun masih dalam kisaran proyeksi. 

Sementara itu, defisit yang diakibatkan oleh belanja melebihi penerimaan negara. 

Bendahara negara menjelaskan, penerimaan negara pada Januari hingga Juni 2024 sebesar Rp 1.320,7 triliun. Realisasi tersebut tercatat turun 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

Penerimaan pajak pemerintah pusat mengalami penurunan terbesar sebesar 7,9% (year-on-year/year), sedangkan bea dan cukai turun sebesar 0,9%.  

Di sisi lain, belanja pemerintah mencapai Rp1.398 triliun atau meningkat 11,3% (tahun ke tahun). Pos belanja K/L meningkat signifikan sebesar 16,8% (YoY) menjadi Rp 487,4 triliun. 

Sejalan dengan realisasi tersebut, neraca primer tercatat masih surplus sebesar Rp 162,7 triliun dengan defisit 0,34% terhadap PDB. Sementara realisasi pendanaan anggaran mencapai Rp168 triliun hingga akhir semester I/2024.

Dibandingkan periode akhir Mei 2024, defisit tercatat sebesar Rp21,8 triliun atau 0,1% terhadap produk domestik bruto (PDB). Artinya defisit meningkat sebesar 0,24% PDB dalam satu bulan. 

Cek berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel