Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah investor besar diam-diam memborong saham BBRI yang sedang naik daun selama sepekan terakhir.

Harga saham terbaru PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berada di Rp 4.800 pada akhir pekan pertama Juli 2024. Posisi tersebut menunjukkan kenaikan 3,67% dalam sepekan.

Di tengah lonjakan tersebut, sejumlah investor besar tercatat membeli saham BBRI pada Jumat (5/7/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, BlackRock baru saja membeli 19,89 juta saham BBRI. Pasca kesepakatan, kepemilikannya bertambah menjadi 2,59 miliar saham.

Tak ketinggalan, Goldman Sachs juga membeli saham BBRI di waktu yang bersamaan. Pembelian 3,4 juta saham menambah kepemilikan menjadi 136,00 juta saham.

Konsensus analis hingga Senin (8/7/2024) pukul 08:00 WIB menunjukkan mayoritas sekuritas atau 32 dari 35 masih memiliki rekomendasi beli pada saham BBRI. Tiga analis lainnya memberikan peringkat hold. 

Sedangkan target harga saham BBRI adalah Rp 5.940,16 dalam 12 bulan ke depan sesuai konsensus analis. Jadi return maksimalnya sekitar 23,8% dari Rp 4.800.

Berdasarkan catatan Bisnis, BBRI (khusus perbankan) tercatat menyalurkan kredit hingga Rp 1.202,49 triliun per 31 Mei 2024, meningkat 10,66% setahun dibandingkan akhir Mei 2023 sebesar Rp 1.190,69 triliun.

Credit spread BBRI ditopang oleh kemampuan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) hingga Rp 1.400,04 triliun pada 5 bulan pertama tahun 2024. DKP SWBRI naik 16,44% year-on-year dengan pendorong utama pertumbuhan giro adalah naik 39,30% dalam satu tahun.

Secara total DPK BBRI, uang murah atau tabungan giro (CASA) tercatat sebesar Rp 874,68 triliun, meningkat 13,99% YoY. Besaran CASA tersebut setara dengan 62,48% dari total DPK bank yang memiliki fokus bisnis pada sektor mikro tersebut.

Sejalan dengan aktivitas perantara tersebut, laba bersih WBRI tercatat sebesar Rp 45,84 triliun. Dibandingkan 5 bulan pertama tahun 2023, pendapatan bunga bersih BRI tumbuh 5,50% YoY.

Sepanjang 5 bulan pertama tahun 2024, BBRI mampu meraih laba bersih tahun berjalan senilai Rp 21,90 triliun, tumbuh 8,83% setahun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 20,12 triliun.

Penafian: laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel