Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog Baiu Krisnamurthi menjelaskan alasan petani kurang maksimal mengambil jagung.
Keterbatasan kapasitas pengeringan disebut menjadi kendala utama Bulog menyerap jagung dari petani. Saat ini Bulog baru memiliki dua fasilitas pengeringan jagung, yakni di Domp dan Gorontal.
Di sisi lain, jagung sebagian besar petani juga biasanya memiliki kadar air lebih tinggi dari ketentuan Bulog, tepatnya 15%.
Biji jagung dengan kadar air yang tinggi akan lebih cepat menghitam dan rusak saat disimpan akibat serangan jamur.
Sayangnya sistem penjemuran Bulog saat ini belum berfungsi maksimal karena konstruksinya baru selesai sehingga masih diuji coba. Kita berharap tahun depan sudah optimal, kata Baju saat mengawasi penyaluran bantuan pangan beras di Bulog. Daerah Pela Mampang. daerah. Kantor, Jumat (5 Maret 2024).
Selain itu, masa panen jagung kali ini, kata Baju, biasanya lebih singkat dan diperkirakan berakhir pada Mei 2024. Namun, Bulog tetap berupaya menggandeng pengusaha pakan yang memiliki pengering dan silo (tempat penyimpanan) untuk memberikan dukungan kepada petani. penyerapan jagung.
Sedangkan pada 2 Mei 2024, jumlah jagung yang diserap petani di Bulog tercatat sebanyak 8.500 ton. Penyerapan jagung terbesar dilakukan Bulog di Gorontal dan Bolaang Mangondovo, Sulawesi Utara, mencapai 4.500 ton dan 3.500 ton di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Meski memiliki stok jagung hingga 8.000 ton, Baiu mengakui Bulog belum menyalurkan SPHP jagung kepada petani rakyat. Ia beralasan, pihaknya masih menunggu berakhirnya panen jagung untuk mulai menjalankan fungsi stabilisasi harga jagung pakan bagi petani.
“Setelah [SPHP Jagung Didistribusikan], kalau sudah ada stoknya, baru kita distribusikan kalau sudah tidak ada panen lagi,” jelasnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan total produksi jagung pada Januari hingga Juni 2024 diperkirakan mencapai 6,56 juta ton. Perkiraan produksi pada periode ini lebih rendah 0,77 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Puncak panen jagung terjadi pada Maret 2024 mencapai 2,3 juta ton. Sementara itu, produksi jagung diperkirakan mulai stabil pada Mei hingga Juni 2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan VA Channel