Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Meskipun ada laporan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah membatalkan penjualannya, operasional bisnis dan kualitas keuangan akan tetap berjalan. adalah BTN (BBTN).
Karno, Direktur Perbankan Muamalat, mengatakan Bank Muamalat saat ini sedang dalam proses restrukturisasi. Salah satu aspek ketenagakerjaan berkelanjutan adalah kualitas dana, atau rasio kredit bermasalah (NPF).
“[NPF] menjadi perhatian kami dalam kegiatan usaha yang kami kelola. Kami akan pantau dan pantau,” ujarnya usai konferensi Financial and Economic Outlook Infobank di Jakarta, Minggu (2/7/2024).
Sebelumnya, Diane Ediana Ray, Kepala Pengawasan Perbankan OJK, mengatakan Bank Muamalat sejauh ini mengalami kemajuan yang baik dalam meningkatkan operasionalnya.
“Bank Muamalat sudah melalui proses recovery. Ada action plannya. Tapi banknya [Bank Muamalat] normal, yang jelas banknya sehat,” ujarnya usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR. Selasa (26/3/2024).
Bank Muamalat berada di belakang rencana pembelian BTN. Komisi VI DPR M dari BTN Divisi Gerindra, sedang mempertimbangkan untuk mengambil alih Bank Muamalat, demi kesehatan bank syariah tertua di Indonesia. Husni mengingatkan.
Bahkan, Bank Husni dinyatakan sebagai ‘bank mati’ karena memiliki rasio kecukupan modal (CAR) pada tahun 2017 yang berkisar 12%.
“Bank Muamalat kenapa kolaps? Harusnya dijual, tapi korporasinya memberi pinjaman gila-gilaan untuk menambah pesawat Batavia yang tidak bisa terbang, dan banyak pelanggarannya,” ujarnya. Bank Mualamat bekerja
Berdasarkan catatan bisnis, Bank Muamalat telah gagal. Permasalahan bermula di Bank Muamalam pada tahun 2017 ketika CAR Bank Muamalam hanya 11,58% dan NPF di atas 5%.
Namun seiring berjalannya waktu, kinerja keuangan tercatat membaik. Hingga kuartal I 2024, Bank Muamalat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 21,38 triliun atau meningkat 10,21% YoY (YoY). Aset keuangan juga meningkat 5,42% menjadi Rp 64,93 triliun pada Maret 2024.
Akibat kenaikan kredit, NPL bruto meningkat menjadi 2,22% dari 2,75%. Namun NPF netto meningkat menjadi 1,17% dari 0,75%.
Sementara CAR Bank Muamalat pada Maret 2024 sebesar 30,93 persen, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 32,38 persen.
Pada Maret 2024, Bank Muamalat melaporkan laba bersih sebesar Rp2,78 miliar, namun turun 72,7% menjadi Rp10,23 miliar di tahun sebelumnya.
Apakah BTN akan menghapus Muamalat?
Namun BTN dikabarkan menolak akuisisi Bank Muamalat. Bagi BTN, aksi korporasi ini awalnya merupakan bagian dari upaya pemisahan atau likuidasi Unit Usaha Syariah (UUS) miliknya, yakni BTN Suriah.
Pada saat spin-off AS, BTN sedianya berencana membeli Bank Muamalat. Setelah mengakuisisi Bank Muamalat, BTN akan melakukan merger atau penggabungan dengan UUSnya yaitu BTN Syariah.
Namun, rencana akuisisi tersebut kabarnya dibatalkan setelah dilakukan penyelidikan. Bank BTN dikabarkan memisahkan diri dari Muamalam dan berencana mengambil alih PT Bank Victoria Suriah.
Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji mengatakan, kegiatan korporasi tersebut dilakukan di bawah kepemilikan pemegang saham yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
“Kami akan mengikuti instruksi pemegang saham pengelola,” ujarnya kepada Bisnis pekan lalu (20/6/2024).
Sekretaris BPKH Ahmad Zaki mengatakan BTN siap menerima konsekuensi dari keputusan kehati-hatian tersebut.
Dia mengatakan, BTN telah menyediakan seluruh data persyaratan penyidikan termasuk data kredit Bank Muamalat.
Sementara itu, CEO BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan pihaknya belum memutuskan penjualan Bank Muamalat.
“Kami belum berani menjawab karena belum diputuskan,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, pekan lalu (21/6/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel