Bisnis.com, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berpidato tentang perkembangan bank syariah besar di Indonesia setelah memberikan simpanan dan pembiayaan dari PT Bank Syariah Indonesia ( Persero) Tbk. (BRIS) atau BSI. Berdasarkan motivasi pidato tersebut, PP Muhammadiyah saat ini memiliki 10 Badan Khusus Keuangan (BPRS).

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, keinginan Muhammadiyah memiliki bank syariah sudah ada sejak lama. Oleh karena itu, Muhammadiyah telah banyak mendirikan BPR dan kini menjadi BPRS, ujarnya kepada Bisnis, Rabu (7/3/2024).

Jumlah BPRS di bawah pengelolaan Muhammadiyah mencapai 10 bank. “Itu terjadi di banyak tempat,” katanya.

Ada sejumlah BPRS yang didirikan oleh Dewan Ekonomi Muhammadiyah. PT BPRS Bangun Drajat Warga misalnya, didirikan atas permintaan Dewan Ekonomi Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian Dewan Ekonomi Muhammadiyah Jawa Tengah mendirikan PT BPRS Artha Surya Barokah.

Selain BPRS, Anwar menjelaskan, Muhammadiyah memiliki Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), merupakan baitul maal wa tamwil (BMT) yang berbadan hukum berjumlah 300 orang.

Namun, saat ini Muhammadiyah belum memiliki bank umum. “Muhammadiyah belum ada upaya untuk mendirikan bank umum, tapi pemikiran ke arah itu [mendirikan bank umum syariah] sudah ada sejak lama,” kata Anwar.

Muhammadiyah sendiri memiliki bank umum pada tahun 2002, Bank Persyarikatan Indonesia (BPI). Namun dalam perkembangannya, posisi bank tersebut semakin terpuruk hingga diakuisisi oleh Bank Bukopin. 

Anwar Abbas, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dok.Muhammadiyah

Berdasarkan Berita Bisnis tahun 2021, Dewan Pakar Dewan Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah Soetrisno Bachir menyarankan agar Muhammadiyah lebih baik dan memperkuat BPRS dan BMT-nya, daripada mengembangkan bank umum.

“Kalau menurut saya BPRS yang terbaik, perkuat atau pertahankan. [Karena] BPRS nyambung langsung dengan jamia. Kalau bikin bank sendiri pasti banyak kerugiannya,” ujarnya pada 2021.

Menurut Guru Besar Senior Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin, berdirinya bank syariah dari organisasi Islam besar seperti Muhammadiyah memiliki potensi yang besar.

“Kalau dilihat dari besarnya potensi, aset Muhammadiyah Rp 400 triliun lebih. Kalau dikelola dengan baik, punya persaingan tersendiri di captive marketnya,” kata Amin kepada Bisnis, Kamis (4/7/2021). 2024).

Muhammadiyah sendiri harus memiliki total harta hingga Rp400 juta berupa tanah, bangunan, dan kendaraan.

Saat ini uang yang disimpan di bank syariah berasal dari berbagai lembaga di bawah naungan Muhammadiyah. Terdapat 170 universitas, 400 rumah sakit, 340 pesantren, dan sekitar 28.000 lembaga pendidikan milik Muhammadiyah.

Namun, menurut Amin, tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dalam pengembangan bank umum adalah pegawainya. “Jika pengelolaan usaha keuangan tidak profesional maka akan sulit berkembang,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel