Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, di awal tahun ini masih banyak perusahaan di beberapa subsektor industri yang marak.

Menurut dia, fenomena PHK massal (MSL) terhadap pekerja industri tidak bisa dihindari. Perlu diingat bahwa pergerakan bisnis bersifat dinamis.

Hal itu disampaikannya usai meresmikan Indonesia Digital Testing Center (IDTH) bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arye Setiadi di Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Depok, Jawa Barat, Selasa (5 Juli 2024).

“Iya jadi kendala kalau pabrik tutup, bisnis naik turun karena berbagai keadaan, mungkin karena efisiensi, karena kalah bersaing dengan produk baru,” ujarnya kepada wartawan.

Meski begitu, Kepala Negara mengatakan hal itu dengan latar belakang tersebut. Masing-masing pihak juga harus melihat bahwa kesehatan perekonomian Indonesia masih dalam kondisi baik, terbukti dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,11% pada kuartal I tahun 2024.

“Banyak hal [penyebab penutupan pabrik], tapi dari sudut pandang makroekonomi, yang jelas perkembangan ekonomi kita sangat bagus yaitu 5,11%,” pungkas Jokowi.

Sekadar informasi, beberapa industri terus mengalami tekanan produktivitas dan harus menutup beberapa pabrik, seperti industri alas kaki, industri tekstil dan tekstil (TPP), serta industri ban.

Setelah pulih dari pandemi, produktivitas ketiga subsektor industri tersebut masih terpuruk. Penyebabnya antara lain melemahnya permintaan global, rendahnya daya saing produk lokal dibandingkan produk impor, dan perubahan tren konsumen.

Laju pertumbuhan industri kulit, kulit dan alas kaki dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan masih turun sebesar -0,34% (year-on-year) pada tahun 2023, menurut Badan Pusat Statistik (CSA). Bahkan, pada tahun 2022 tingkat pertumbuhannya mencapai 9,36% YoY.

Di sisi lain, industri tekstil dan pakaian jadi mengalami kontraksi sebesar -1,98% year-on-year pada tahun 2023 atau melemah dibandingkan tahun sebelumnya yang PDB-nya meningkat sebesar 9,34% year-on-year.

Sementara itu, laju pertumbuhan industri ban yang berasal dari industri karet, produk karet, dan plastik masih mengalami kontraksi sebesar -3,63% YoY terhadap PDB pada tahun 2023, melanjutkan tren penurunan dari tahun 2022 yang mengalami penurunan sebesar -4,1% YoY.

Sementara beberapa pabrik sudah ditutup, seperti pabrik ban PT Hung-A di Cikarang pada Februari 2024. Lalu ada PT Cahaya Timur Garmindo (CTG) yang resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang. Perusahaan yang pabriknya berlokasi di Jawa Tengah ini diketahui memiliki utang sebesar Rp 233 juta.

Akhirnya pada tanggal 30 April 2024, PT Shoes Bata Tbk (BATA) resmi menutup pabrik sepatunya yang berlokasi di Purwakarta. Penutupan pabrik sepatu BATA terjadi karena kerugian yang ditimbulkan selama 4 tahun terakhir.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.