Bisnis.com, JAKARTA – Jenis pola pangan semakin berkembang dan beragam. Setelah diet Mediterania, kini ada diet Okinawa dari Jepang. 

Jika Anda pernah menonton “Live to 100: Secrets of the Blue Zones” di Netflix, ada kisah penjelajah Dan Buettner dalam perjalanan ke Okinawa, Jepang, di mana ia mengajak pemirsa mempelajari pola makan Okinawa dan mengapa masakan tradisional Jepang bisa bermanfaat. berperan dalam umur panjang.

Pola makan Okinawa juga menjelaskan mengapa prefektur ini adalah rumah bagi orang berusia seratus tahun, yang juga dikenal sebagai orang yang hidup hingga usia 100 tahun atau lebih, terbanyak di dunia.

Selama penjelajahannya di “zona biru” dunia, yaitu wilayah di mana orang-orang hidup lebih lama dari rata-rata, Buettner menemukan bahwa orang-orang berusia seratus tahun di Okinawa makan dan memiliki hubungan yang sehat, aktivitas fisik yang konsisten, dan tidak terlalu berperilaku negatif.

Seorang ahli gizi, Asako Miyashita, mengatakan bahwa dikombinasikan dengan kebiasaan gaya hidup sehat tersebut, pola makan Okinawa dapat membantu menurunkan angka penyakit kronis dan obesitas.

Namun perlu Anda sadari bahwa tidak ada pola makan tertentu yang cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dan/atau ahli gizi sebelum memulai rutinitas atau pola makan baru.   Apa itu pola makan Okinawa?

Diet Okinawa adalah pola makan tradisional yang berasal dari pulau Okinawa di Jepang, yang dikenal karena hubungannya dengan umur panjang, indeks massa tubuh rendah, dan rendahnya tingkat penyakit kronis, menurut film Live To 100.

Ahli gizi sekaligus pendiri Nutrition by Kylie, Kylie Sakaida, mengatakan pola makan Okinawa sudah ada sejak beberapa abad lalu dan sudah ada sejak lama. Pola makan ini berkembang karena geografi dan praktik budayanya yang unik, dipengaruhi oleh pertanian dan perikanan lokal. 

Penduduk Okinawa dikatakan mengonsumsi lebih sedikit kalori, lebih sedikit gula, lebih banyak kacang-kacangan, lebih sedikit daging merah dan unggas, lebih sedikit telur, lebih sedikit nasi, dan lebih banyak ubi dibandingkan orang Jepang pada umumnya. Hal ini diyakini dapat menunjang umur panjang mereka. 

Ahli diet Brigitte Zeitlin menambahkan bahwa diet ini rendah kalori dan berfokus pada makanan nabati yang utuh, segar. Sumber pangan mayoritas berasal dari sayur-sayuran, terutama ubi jalar, disusul kacang-kacangan dan biji-bijian, ujarnya.

Sedangkan sebagian kecilnya berasal dari protein hewani seperti seafood, ikan, dan terkadang daging babi.

Elemen unik lainnya dari diet ini adalah masyarakat Okinawa menganut konsep Jepang “Hara Hachi Bu”, di mana orang hanya makan sampai merasa kenyang 80%, yang dikenal sebagai upaya holistik dalam mengontrol ukuran porsi. Jenis makanan yang dikonsumsi dalam diet Okinawa: 1. Sayuran: ubi jalar, talas, pare, rumput laut (kombu, wakame, nori), daun bawang, daikon, kabocha 2. Makanan kedelai: tahu, miso, edamame 3. Biji-bijian – Inti: Nasi, jelai (mugi), soba (soba) 4. Makanan laut: makarel, tuna, salmon 5. Minuman: teh melati, dashi (kaldu) 6. Kacang-kacangan: kedelai, kacang lima Makanan yang Harus Dihindari dalam Diet Okinawa : 1 . Produk hewani: telur, susu, mentega, yogurt, keju 2. Daging: daging sapi, bacon, ham, sosis, unggas 3. Makanan olahan: gula rafinasi dan biji-bijian, minyak goreng olahan, biji-bijian.

Jika Anda seorang vegan atau vegetarian, kemungkinan besar Anda tidak akan kesulitan beradaptasi dengan pola makan Okinawa karena kurangnya penekanan pada konsumsi daging. 

Meski mengandung protein hewani, umumnya makanan laut lebih diutamakan dibandingkan daging merah seperti daging sapi atau terkadang babi.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA