Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi dalam negeri pada Juni 2024 diperkirakan menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri, memperkirakan inflasi harga konsumen (CPI) pada Juni 2024 sebesar 2,76% year-on-year (year-on-year/yoy).
Laju inflasi Juni 2024 diperkirakan lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahunan Mei 2024 sebesar 2,84% yoy.
Sekaligus dibandingkan bulan sebelumnya Inflasi pada Juni 2024 diperkirakan sebesar 0,16% (month-on-month/ton-meter), membalikkan defisit bulan sebelumnya sebesar 0,03% ton-meter.
“Kami memperkirakan inflasi IHK tahunan sebesar 2,76% yoy, turun sedikit dari 2,84% yoy pada bulan Mei 2024 pada bulan tersebut. Kami memperkirakan inflasi dalam negeri akan naik menjadi 0,16% mtm,” ujarnya, dikutip Minggu 30/6/2024).
Andry menjelaskan dari Pusat Informasi Kebijakan Pangan (PIHPS) sejumlah harga pangan akan mengalami penurunan pada Juni 2024. Beberapa di antaranya adalah beras -0,6% mtm, bawang merah -3,2% mtm, daging ayam -3,2% mtm, dan telur ayam giling -2,1 …
Di sisi lain, harga cabai merah mengalami kenaikan selama 2 bulan berturut-turut sehingga berdampak pada peningkatan inflasi.
Sementara Andry memperkirakan inflasi inti pada Juni 2024 akan meningkat menjadi 1,98% yoy dari bulan lalu 1,93% yoy.
Pada kesempatan lain, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan inflasi pada Juni 2024 rata-rata mencapai 2,7% hingga 2,8%.
“Kami perkirakan inflasi Juni 2024 sebesar 2,7%-2,8% yoy, turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya 2,84%,” ujarnya.
Menurut Riefky, rendahnya laju inflasi saat itu disebabkan meningkatnya pasokan pangan. Seiring dengan mulai menghilangnya pengaruh fenomena El Niño,
Rendahnya inflasi juga dipengaruhi oleh normalnya konsumsi masyarakat pasca lebaran dan masa mudik.
“Ini dampak dari lebaran belakangan ini dan meningkatnya konsumsi saat lebaran dan mudik. Dan tarif angkutan antar kota pun menurun,” jelas Riefky.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.