Bisnis.com, Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Judah Agung mengatakan Indonesia berkomitmen mendorong perkembangan ekonomi syariah, khususnya dalam pengembangan ekosistem halal seiring dengan menjadi pusatnya dunia halal. dalam mendorong pemberdayaan. bisnis.

Hal ini tercermin dari rilis Global Islamic Situation Report tahun 2023 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga dalam Global Islamic Economic Score tahun 2023.​​

Sebaliknya, Judah mengatakan ekspansi ekonomi syariah juga tercermin pada pinjaman syariah yang tumbuh tinggi hingga Mei 2024, melampaui pertumbuhan pinjaman konvensional.

“Dari sisi pembiayaan, hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pembiayaan syariah pada Mei 2024 yang mencapai 14,07% per tahun, melampaui pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15% per tahun,” demikian laporan acara tersebut. Bulan 2024 (BPS), Selasa (25/6/2024).​​

Pak Judah mengatakan untuk meningkatkan porsi uang syariah di masa depan, pertama-tama kita harus meningkatkan inklusi proyek piagam dan secara strategis menerapkan pencocokan bisnis yang ditujukan pada sektor ekonomi kreatif dan pesantren (ekosistem Islam). diperlukan.

Kedua, meningkatkan inovasi. Salah satunya adalah digitalisasi perbandingan bisnis menggunakan platform pembiayaan syariah/pembiayaan syariah komersial yang terintegrasi dan platform SatuWakaf Pasar Indonesia untuk pembiayaan sosial syariah.

Ketiga, memperkuat joint venture melalui hubungan antar institusi dengan industri jasa keuangan syariah agar dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap perkembangan keuangan syariah ke depan.

Pada kesempatan tersebut Bapak Defri Andri, Deputi Direktur Jenderal Pengelolaan Bank Pemerintah dan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyampaikan bahwa pangsa pasar bank syariah Indonesia terus meningkat hingga 7,38%, dan laju pertumbuhan aktiva. sebesar 9,71% (Rp). 892,97 triliun pada Maret 2024.​

OJK juga menerbitkan Perkembangan dan Penguatan Bank Syariah di Indonesia 2023-2027 (RP3SI), dengan tema “Bank Syariah yang Baik untuk Masyarakat Sukses”.​

Penguatan diferensiasi produk perbankan dan layanan syariah didorong oleh strategi pengembangan produk syariah yang unik. Salah satu produk yang dikembangkan adalah Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) yang berbasis dana wakaf sementara melalui kerja sama perbankan syariah dan keuangan sosial syariah.

Sekadar diketahui, penyelenggaraan BPS 2024 bertajuk “Percepatan Pembiayaan Syariah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Cepat dan Berkelanjutan” merupakan kerja sama BI dengan OJK, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan dilakukan secara bersama-sama. dan Menteri Usaha Kecil dan Menengah. Usaha Menengah, Kementerian Teknologi dan Ekonomi Pariwisata, Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, BPS 2024 memiliki dokumen proyek yang dikembangkan bersama para menteri dan lembaga terkait lainnya untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM dengan fokus pada ekonomi kreatif dan sektor pesantren, dan program ini sangat terfokus. departemen produksi.​

Daftar kegiatan BPS ini masih berlanjut hingga Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 (30 Oktober hingga 3 November). Acara tersebut akan mencakup kegiatan peluncuran dan talkshow mengenai produk pembiayaan syariah, program kampanye dan awareness. Pelayanan keuangan produk keuangan syariah oleh seluruh institusi, kegiatan usaha pembiayaan syariah, penjualan produk halal bagi pelaku usaha syariah, pengenalan bisnis dan transaksi pinjaman.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel