Bisnis.com, Jakarta – Direktur Utama III PT Perkebunan Nusantara (PTPN), Mohamed Abdul Ghani memaparkan strategi percepatan swasembada energi Indonesia melalui biodiesel. Sementara itu, belanja yang dibutuhkan bisa mencapai $33 triliun per tahun.

Ghani mengaku optimis rencana pengembangan biodiesel atau solar yang dicampur minyak sawit hingga B100 dapat terealisasi asalkan produksi sawit dalam negeri meningkat.

Ia mengatakan, produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia masih di kisaran 50 juta ton per tahun. Sementara kebutuhan produksi biodiesel sekitar 35 hingga 40 juta ton per tahun.

Namun, menurut Ghani, dalam situasi produksi saat ini, penggunaan CPO untuk biodiesel yang berlebihan dikhawatirkan akan menurunkan ekspor CPO. Di sisi lain, pemerintah Indonesia menerima bea ekspor CPO untuk insentif biodiesel dan pengembangan perkebunan kelapa sawit skala kecil.

Oleh karena itu, Ghani mengatakan salah satu strategi penting pemerintah adalah mempercepat pelaksanaan program Revitalisasi Kelapa Sawit (PSR).

Ghani dalam perbincangan bersama dengan Komite 6 mengatakan: “Sejauh ini [realisasi penanaman kembali] baru 20.000 hingga 30.000 dunum, sedangkan 3 juta dunum perlu ditanam kembali, jadi butuh waktu 150 tahun, tentu tidak mungkin.” DPR-RI, Selasa (25/6/2024).

Ghani mengatakan, keputusan pemerintah menambah bantuan program PSR dari 30 juta euro per hektar menjadi 60 juta euro per hektar merupakan langkah tepat untuk meningkatkan produksi minyak sawit nasional untuk memperoleh energi ramah lingkungan.

Ghani memperkirakan untuk mewujudkan target PSR seluas 550.000 hektar per tahun, BPDPKS perlu mengalokasikan dana bea keluar sekitar Rp33 triliun.

“Kalau dalam satu tahun kita tanam 550.000 dunam, setara Rp 60 juta, berarti sekitar Rp 33 triliun. Selama ini petani tidak hanya menggunakan 10 persen dana pajak [dana BPDPKS], yaitu, tahun depan.5 Tahun depan kita harus mundur agar produksi CPO kita mencapai 60 hingga 70 juta ton.

Dengan imbalan tiga dolar, Muslim, anggota panitia VI DPR-RI dari Partai Demokrat, mengaku selama ini alokasi anggaran BPDPKS untuk peremajaan sawit rakyat masih minim. Di sisi lain, dana BPDPKS mengalir untuk insentif program biodiesel. Ia mengatakan, sebenarnya ada jutaan hektare petani sawit yang mendorong restorasi. 

Amin mengatakan, “Karena saat ini yang mendapat manfaat dana BPDPKS adalah perusahaan besar, pengusaha besar. Termasuk Sinarms, Wilmar dan lain-lain, sedangkan petani porsinya sangat kecil.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel