Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sudah banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui layanan keuangan syariah. Namun, pengenalan keuangan syariah masih tertunda.

Kepala Eksekutif Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, berdasarkan data survei nasional membaca dan memasukkan keuangan tahun 2023, tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia berada pada level yang baik. meningkat pesat.

Pada tahun 2022, indeks pendidikan keuangan syariah di Indonesia berada pada level 9,14%. Kini, pada tahun 2023 indeks pendidikan keuangan syariah meningkat menjadi 39,11%. 

Kesenjangan antara indeks pendidikan keuangan syariah dengan indeks literasi keuangan nasional semakin mengecil, dimana indeks inklusi keuangan nasional pada tahun 2023 mencapai 65,43%.

Namun sayangnya pesatnya perkembangan pengetahuan keuangan syariah atau pemahaman masyarakat terhadap layanan keuangan syariah belum diimbangi dengan inklusi. Pada tahun 2022 kontribusi dana syariah berada pada level 12,12%, tidak berubah setahun kemudian atau pada tahun 2023 berada pada level 12,88%.

Artinya, dari 10 orang yang kami temui, 4 orang sudah tahu tentang produk jasa keuangan syariah. Tapi kalaupun tahu, mereka tidak menggunakannya [jasa keuangan syariah], kata Kiki, sapaan akrab Friderica. Acara Kick Off Keuangan Syariah Indonesia (ISPO) 2024 pada Senin (24/6/2024).

Selisih indeks inklusi keuangan syariah dengan inklusi keuangan nasional masih besar, dan indeks inklusi keuangan nasional mencapai 75,02% pada tahun 2023.

Menurut Kiki, situasi ini membuat pemangku kepentingan mulai dari OJK hingga penyedia jasa keuangan syariah harus terus mendorong minat masyarakat untuk menggunakan jasa keuangan syariah.

Sementara itu, karena pengenalan keuangan syariah di Indonesia masih sedikit, maka pangsa pasar keuangan syariah masih kecil. Di bidang perbankan, Kepala Peraturan Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan pangsa aset perbankan syariah di Indonesia hanya 7,32% dari total aset perbankan Tanah Air pada Maret 2024.

Pangsa pasar bank syariah di Indonesia juga kecil dibandingkan negara lain, seperti Malaysia. Berdasarkan data Standard & Poor’s Financial Services, pangsa pasar bank syariah di Malaysia sebenarnya mencapai 36,6% pada tahun 2020, melampaui Indonesia. 

OJK saat ini berupaya meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia. Misalnya, OJK telah menguraikan rencana strategis dalam Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027 yang memberikan panduan strategis dari sisi industri dan masyarakat.

Dalam peta tersebut, OJK merekomendasikan percepatan integrasi perbankan syariah di Indonesia. Sementara konsolidasi dilakukan untuk memperbaiki struktur pasar perbankan syariah dengan mendorong hadirnya banyak bank syariah besar.

“Jumlah perantara yang banyak itu penting,” kata Dian. Dengan upaya tersebut, tahun ini dianggap sebagai tahun konsolidasi industri perbankan syariah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel