Bisnis.com, JAKARTA – Informasi krisis di kementerian dan lembaga dalam jumlah besar akan dialihkan ke satu pusat data nasional untuk meningkatkan efisiensi. Namun langkah ini menjadi kekhawatiran jika data center yang menampung server tersebut down selama beberapa hari.
Pada Juni 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan kepada anggota dewan bahwa pembangunan PDN merupakan upaya untuk mengefektifkan pengelolaan pusat data, yang kini mencakup 2.700 pusat data di seluruh instansi pemerintah.
Masing-masing lembaga negara sudah menyiapkan pusat pengolahan datanya sendiri agar tidak terjadi pemborosan. Dengan adanya data center nasional, server pemerintah bisa ditempatkan di PDN.
Hingga selesainya pembangunan PDN tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggunakan PDN Sementara yang bekerjasama dengan Telkom. PDNS juga digunakan oleh puluhan kementerian dan ratusan pemerintah daerah.
Dari sisi penggunaan, tercatat 75 kementerian dan lembaga, 20 provinsi, 169 kabupaten, dan 59 kota yang menggunakannya, kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel A. Pangerapan.
Sayangnya, pusat data sementara sedang down selama beberapa hari saat itu.
Ketua Umum IDPRO Hendra Suryakusuma menjelaskan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8.799 data center yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika minimal harus Level 3 dengan kapasitas keamanan 99,982%. Namun yang terjadi saat ini PDNS sangat kritis karena down lebih dari 3 hari, ratusan kali lipat dari standar yang ditetapkan.
Artinya downtime hanya bisa 1,6 jam per tahun. Jika lebih, maka sangat tidak wajar. “Ada implikasi signifikan dari kegagalan manajemen dan redundansi sistem yang perlu dieksplorasi,” kata Hendra kepada Bisnis, Minggu (24/6/2024).
Hendra menambahkan, dampak turunnya layanan PDN berhari-hari akan mengganggu bisnis perusahaan yang menyimpan data di lokasi.
Misalnya, menurutnya, tidak menutup kemungkinan akibat tidak berfungsinya pusat data ini, maka timbul kerugian di kawasan kelenteng atau pihak imigrasi karena adanya keluhan atau ketidaknyamanan.
“Jadi gangguan terhadap layanan penting seperti layanan imigrasi adalah hal yang harus kita perjuangkan agar tetap terbuka. Jadi jika kerusakan terjadi lebih dari 1,6 jam. Dampaknya, pertama, kita kehilangan kepercayaan pengguna atau asing, yang pada akhirnya bisa merusak infrastruktur Indonesia, kata Hendra.
Selain itu, Hendra mengatakan ada kemungkinan data hilang jika tidak ada backup yang tepat di data center.
“Ada potensi kehilangan data, data penting, apalagi jika tidak ada backup yang tepat,” kata Gendra saat dihubungi Bisnis.
Hendra mengatakan, dampak hilangnya data tersebut akan meluas ke seluruh aspek pelayanan, salah satunya layanan imigrasi.
“Ada [kemungkinan kehilangan data]. Jadi kalau dampak kehilangan datanya juga luas, kalau keimigrasian bisa saja terjadi beberapa orang yang terdaftar Interpol sebagai penyandang disabilitas tapi data keimigrasiannya hilang, bisa masuk ke Indonesia, ujarnya. Kompensasi
Dikatakannya, di IDPRO, asosiasi data center, biasanya ketika anggota mengadakan perjanjian kerja sama dengan pelanggan, ada kompensasi jika terjadi downtime, atau biasa disebut dengan klausul resital. Dia belum mengetahui pengaturan yang dilakukan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Imigrasi, termasuk kementerian lain seperti Kementerian Kesehatan.
“Dari apa yang saya lihat, kita perlu melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas, karena pusat data nasional ini tidak hanya menangani masalah keimigrasian saja, tapi juga bisa menjadi tuan rumah bagi instansi dan kementerian lain. Misalnya Kementerian Kesehatan, apa dampaknya terhadap layanan seperti rekam medis. “Kalau data centernya down, kami tidak bisa memantaunya,” kata Hendra. Dia secara bertahap pulih
Dalam laporan terbaru Minggu malam (23/06/2024), Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abriani Pangerapan mengatakan Direktorat Jenderal Imigrasi terus memulihkan layanan keimigrasian agar sistemnya bertahap. pulih. .
“Sistem gerbang otomatis dan loket petugas imigrasi dapat beroperasi baik di pintu masuk maupun pintu keluar,” kata Samuel dalam keterangan tertulis, Minggu (24/6/2024).
Namun, Samuel mengakui bahwa sistem layanan lainnya saat ini sedang menjalani langkah pemulihan dan mitigasi untuk mencegah dampak yang lebih luas.
Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan pengolahannya dilakukan dengan menetapkan skala prioritas untuk mendukung pelayanan publik yang optimal. Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali meminta maaf atas terganggunya layanan PDN.
“Sekali lagi kami mohon maaf atas gangguan layanan yang terjadi akibat pemadaman ini,” ujarnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA