Bisnis.com, Jakarta – Defisit gas di wilayah Sumsel-Jawa Barat diperkirakan meningkat mulai tahun 2024, proyek pipa Sisem 2 baru selesai pada akhir tahun 2025.
Group Leader Oil & Gas and LNG Supply PT PGN Mohammad Anas Pradipta mengatakan total kebutuhan gas di wilayah Sumatera Tengah, Selatan (Samtengsel) dan Jawa Barat (Jabbar) diperkirakan mencapai 585 BBTUD pada tahun ini.
Sedangkan pasokannya hanya 534 BBTUD. BBTUD adalah satu miliar British thermal unit per hari atau 1 miliar BTU per hari.
Jadi ada kekurangan 50 BBTUD. Tahun depan akan meningkat signifikan karena berkurangnya pasokan, ujarnya dalam Forum Gas Bumi 2024, Rabu (19/6/2024).
Pada tahun 2025, kebutuhan gas di wilayah ini kemungkinan tidak akan berubah, yakni pada level 585 BBTUD. Namun pasokannya berkurang hingga hanya 414 BBTUD. Alhasil, defisit meningkat menjadi 172 BBTUD.
Menurut dia, kelangkaan gas di Sumsel akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang. Puncaknya akan tercapai pada tahun 2028 yakni 370 BBTUD.
Sebab di satu sisi permintaan semakin meningkat dan di sisi lain kapasitas pasokan semakin berkurang.
Situasi sebaliknya terjadi di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang mengalami surplus gas. Pada tahun ini, surplus gas di wilayah tersebut mencapai 11 BBTUD dan diperkirakan akan meningkat signifikan pada tahun 2025.
Pada tahun ini, PGN memperkirakan kebutuhan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah sebesar 253 BBTUD, sedangkan kapasitas pasokannya mencapai 264 BBTUD sehingga surplus sebesar 11 BBTUD.
Namun surplus ini akan meningkat pada tahun 2025 karena permintaan di wilayah ini meningkat menjadi 275 BBTUD. Sebab, kapasitas pasokannya meningkat signifikan hingga 325 BBTUD. Hasilnya, ada keuntungan sebesar 50 BBTUD.
Pradipta menyatakan, situasi melimpahnya pasokan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah akan bertahan hingga tahun 2030. “Tidak termasuk eksplorasi dan penemuan gas yang belum dikembangkan SKK Migas dari tahun 2029 sebesar 60 BBTUD hingga 800 BBTUD”.
Namun pada akhir tahun 2025, gas yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan ditangkap oleh PGN. Hal ini berkaitan dengan bagaimana memastikan PGN mendistribusikan pasokan di hulu. Oleh karena itu, pembangunan pipa Sirebon Semarang (Sisem) akan berperan penting dalam pemanfaatan gas bumi dan produk turunan PGN.
Laod Suleman, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan pembangunan pipa Cirebon-Semarang (Sisem) 2 akan dimulai pada Juli 2024 dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2025. .
“Pembangunannya akan dimulai pada Juli dan berakhir pada Desember 2025,” ujarnya.
Mohamed Anas Pradipta, Kepala Grup Pemasok Minyak & Gas dan LNG, PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. – Foto oleh SKK Migas
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel