Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pengelola lapangan golf PT Intra GolfLink Resorts Tbk dimiliki oleh keluarga Cendana. (GOLF) bertujuan untuk bersaing dengan Thailand dan Vietnam, yang merupakan tujuan golf terbesar di Asia Tenggara.

Oleh karena itu, perseroan menjajaki penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat untuk melakukan ekspansi. Salah satu rencana ekspansi perseroan adalah membangun ekosistem wisata golf, termasuk hotel bintang 6 di Bali.

Komisaris Eksekutif GOLF Darma Mangkuluhur Hutomo mengatakan persaingan yang dihadapi perseroan saat ini bukan lagi di dalam negeri melainkan di kancah internasional, khususnya di negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand.

“Mengingat Thailand merupakan destinasi golf terbesar di Asia Tenggara, 6 juta orang datang ke Thailand setiap tahunnya, sebagian besar dari Korea dan Jepang untuk wisata golf, pada pameran GOLF di Jakarta, Rabu (19 Juni 2024).

Putra sulung Tommy Soeharto ini juga mengakui ekosistem GOLF Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain. Karena itulah ia rela mengeluarkan banyak uang untuk membangun ekosistem wisata golf di Bali.

Jadi kalau kita tidak berinvestasi maka Indonesia akan tertinggal, sekarang hanya 250.000 orang yang bermain golf setiap tahunnya. Hasilnya akan sangat baik bagi Indonesia, lanjutnya.

Terkait jadwal pelaksanaan IPO, GOLF akan melakukan IPO (book building) pada tanggal 20 Juni hingga 25 Juni 2024. Saat ini penawaran umum akan berlangsung pada tanggal 2 hingga 4 Juli 2024. Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia Bursa (BEI) tanggal 8 Juli 2024.

Berdasarkan listing tersebut, GOLF menetapkan kisaran harga awal saham tersebut di Rp 200–230 per saham. Maskapai ini akan menerbitkan 3,1 miliar saham baru dengan nilai minimal Rp 25/saham atau 15,02% dari modal ditempatkan dan total harga setelah IPO.

Alhasil, GOLF berpeluang menghimpun dana baru hingga Rp 713 miliar dari IPO. Saat itu, sekitar 87,53% dana IPO digunakan untuk belanja modal pada perusahaan PT New Kuta Golf & Ocean View (NKG) yang menjalankan bisnis golf dan hotel di Bali. 

Lebih spesifiknya, NKG akan menggunakan capital gain untuk membiayai pembangunan Luxury Boutique Hotel bintang 6 di Hole 15-th Cliff Hanger, Kawasan Resor Pecatu Indah, Jimbaran Bali. Selain itu, NKG juga membeli tanah seluas 11.332 m2 di depan hotel untuk membangun beberapa area pendukung.

Nantinya, NKG juga mengembangkan proyek New Kuta Golf Villa dengan fasilitas pendukung di lokasi yang sama. Sisanya kemudian dialokasikan untuk modal kerja (biaya operasional/operasional), termasuk biaya pemasaran, biaya pemeliharaan lapangan dan biaya operasional lainnya. 

Sedangkan sekitar 5,34% digunakan untuk biaya modal anak usaha GOLF lainnya yaitu PT Sentul Golf Utama (SGU), sedangkan sisanya sebesar 7,13% digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. 

Guna mengembangkan bisnis tersebut, perseroan menunjuk empat perusahaan perbankan sebagai peminjam, yaitu PT KB Valbury Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Semesta Indovest Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (MEMANGKAS).

Sekadar informasi, kepemilikan saham GOLF sebelum listing adalah PT Bali Pecatu Graha sebesar 98,33 persen dan PT Mandalapratama Permai 1,67 persen. Saat itu, Hutomo Mandala Putra bernama Tommy Soeharto menjabat sebagai BAE dan pemilik manfaat perusahaan tersebut.

Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.

Kunjungi Google Berita dan Saluran WA untuk berita dan artikel lainnya