Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah AS akan melarang layanan perangkat lunak Kaspersky mengoperasikan dan menjual layanan di negaranya karena diduga mengancam keamanan nasional.

Departemen Perdagangan AS melakukan penyelidikan panjang terhadap penyedia layanan antivirus tersebut. Investigasi menemukan bahwa operasi Kaspersky dianggap rentan terhadap pengaruh pemerintah Rusia. Mereka mengklaim bahwa satu-satunya cara adalah larangan total.

Dilansir The Register, Jumat (21/6/2024), Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo menjelaskan larangan penjualan produk dan layanan Kaspersky Lab di Amerika Serikat mulai 20 Juli 2024.

Sementara itu, larangan tersebut juga mencakup Kaspersky yang mendistribusikan pembaruan perangkat lunak dan tanda tangan malware kepada pelanggan di Amerika Serikat setelah tanggal 29 September 2024. 

Ia juga menjelaskan, keamanan suatu negara saat ini bukan hanya soal persenjataan, tank, dan rudal, melainkan soal teknologi dan data.

“Rusia telah menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan, dan terlebih lagi, niatnya, untuk mengeksploitasi perusahaan-perusahaan Rusia seperti Kaspersky untuk mengumpulkan dan mengeksploitasi informasi pribadi orang Amerika,” katanya. 

Kecurigaan AS terhadap perangkat lunak Rusia dimulai pada tahun 2017. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS melarang lembaga pemerintah menggunakan perangkat lunak tersebut. Mereka berpendapat bahwa undang-undang Rusia mengizinkan badan intelijen mendapatkan bantuan dari perusahaan seperti Kaspersky dan menyadap komunikasi tertentu.

Ketika Rusia melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada tahun 2022, pemerintah AS langsung memperingatkan beberapa perusahaan bahwa pemerintah Rusia dapat memanipulasi perangkat lunak Kaspersky. Hal ini menyebabkan Departemen Perdagangan melakukan penyelidikan ekstensif.

Kaspersky menanggapi larangan tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah AS mengambil keputusan berdasarkan iklim geopolitik dan bukan penilaian komprehensif terhadap integritas produk dan layanan Kaspersky.

“Kaspersky tidak terlibat dalam aktivitas yang mengancam keamanan nasional Amerika Serikat. “Memang benar, mereka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pelaporan dan perlindungannya terhadap berbagai aktor ancaman yang menargetkan kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya,” tulis Kaspersky di akun resmi X (Twitter).

Kaspersky juga mengungkapkan bahwa larangan ini dapat melemahkan keamanan siber di berbagai industri. 

Mereka mengatakan kerja sama internasional antar pakar keamanan siber sangat penting untuk memerangi malware, namun larangan ini akan membatasi upaya tersebut. 

Selain itu, Kaspersky juga memperingatkan bahwa larangan ini akan menghilangkan kebebasan konsumen dan organisasi, besar dan kecil, untuk memilih perlindungan yang mereka inginkan.

Kaspersky juga bekerja keras mencari cara untuk terus beroperasi dan memelihara hubungan dengan Amerika Serikat. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel