Bisnis.com, Jakarta – PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menargetkan sedikit meningkatkan penjualan properti menjadi Rp 5 triliun pada tahun 2024. 

Menurut Hinderko Hassan, CEO SMRA, marketing sales perseroan mencapai Rp4,8 triliun pada 2023 dan ditargetkan meningkat menjadi Rp5 triliun pada tahun ini.

“Jika capaian marketing sales SMRA tahun 2023 sebesar Rp 4,8 triliun, maka target tahun ini naik menjadi Rp 5 triliun,” ujarnya, Jumat (14/6/2024).

Menurut Hinderco, salah satu perwakilan marketing sales perseroan berasal dari proyek Bandung. Proyek di Bandung ini akan menyumbangkan marketing sales sebesar Rp 400 miliar pada tahun 2023. Pendapatan marketing sales dari proyek ini juga ditargetkan meningkat 75% menjadi Rp 700 miliar pada tahun 2024. 

Sementara pendapatan penjualan SMRA khususnya di Bandung mencapai Rp 180 miliar hingga Mei.

Meski proyek di Bandung menyasar segmen menengah atas, namun diharapkan bisa diserap pasar Bandung. Pasalnya, sebelum adanya Covid-19, hunian Rp 8 miliar tersebut masih mampu menyerap 180 unit. 

“Kami yakin akan terjual hunian Rp 10 miliar. Sejauh ini pembeli Samarekan Bandung 70% adalah warga Bandung, dan sisanya masyarakat yang ingin membeli rumah di Bandung,” imbuhnya. 

Sayangnya, ia menilai transportasi baru yakni kereta cepat Jakarta-Bandung atau HUSH berdampak besar terhadap penjualan properti di kawasan tersebut. 

“Masyarakat Bandung yang berbondong-bondong ke Jakarta cenderung ke Sumrekon Bandung di Gedebaj karena dekat dengan kereta cepat, tapi kereta cepatnya tidak dipasarkan,” tegasnya.

Pada kuartal I-2024, SMRA juga melaporkan peningkatan laba bersih yang signifikan. Pencapaian ini diraih berkat pertumbuhan seluruh segmen bisnis perseroan.  

Berdasarkan laporan keuangan akhir Maret lalu, SMRA membukukan laba tahun berjalan kepada pemegang saham mayoritasnya sebesar Rp 441,39 miliar. Secara year-on-year (YoY), perolehan tersebut meningkat menjadi 62,45%.  

Peningkatan pendapatan didorong oleh laba bersih SMRA yang meningkat 42,3% YoY atau dari Rp1,5 triliun menjadi Rp2,13 triliun.  

Prospek usaha SMRA diperkirakan masih tetap positif hingga Semester I/2024. Mengingat akan dirilisnya lebih banyak produk proprietary pada kuartal kedua tahun ini.

“Kami strategis dengan perumahan yang stabil sejalan dengan tren saat ini untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat. Di sisi lain, kami tidak memungkiri bahwa masyarakat semakin memperhatikan harga rumah,” jelasnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA