Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberi pengarahan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai perkembangan nilai tukar rupiah dan langkah pemerintah ke depan.

Dia menjelaskan, di bawah koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) perkembangan nilai tukar dibahas bersama presiden.

Menurut dia, nilai tukar rupee masih berada pada level aman. Ingatlah bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu faktor fundamental dan faktor emosional jangka pendek. Apalagi dari faktor pertama, Indonesia masih dalam kondisi baik.

Dijelaskannya, faktor yang mendasarinya. Situasi di Indonesia dinilai aman, terlihat dari indikator penjualan aktual secara umum yang menunjukkan konsumsi masyarakat membaik terutama pada Mei-Juni.

Kemudian Mandiri Expenditure Index (MSI), kepercayaan masyarakat, PMI, semuanya masih bertahan dengan baik dan itu menjadi dasar yang cukup baik untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi kita pada triwulan II tahun 2024 akan tetap sama seperti triwulan I. 2024,” ujarnya, Kamis (20/6/2024).

Melanjutkan sambutannya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa di bidang perkreditan perbankan, baik dari sisi ekspansi kredit, kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi perbankan juga terlihat positif atau meningkat secara signifikan. . Baiklah.

Hal ini terlihat dari tingkat pertumbuhan pinjaman yang mencapai 12,3% dari total peningkatan sumber pihak ketiga yang juga meningkat sebesar 8,1%.

Sementara itu, ia mengatakan dari sisi global, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga terus mencermati perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok yang berpotensi berdampak langsung terhadap Indonesia. ekonomi

Pemerintah, kata Sri Mulyani, juga melihat pergerakan nilai tukar dan produk sangat dipengaruhi oleh fundamental, yang sebenarnya saat ini menilai posisi Indonesia masih sangat kuat.

“Kami akan memantaunya [situasi global], bagaimana mengurangi dampak negatifnya jika ada keputusan Fed fund rate yang akan menurunkan suku bunga beberapa kali, serta perkembangan di Eropa,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengamini Presiden meminta KSSK terus memantau stabilitas sistem keuangan baik perbankan maupun lembaga non-bank, serta pergerakan nilai tukar dan imbal hasil (yield) obligasi dan saham.

“Dalam konteks tersebut, terdapat kebijakan di Amerika Serikat yang suku bunganya tetap tinggi dan penurunan suku bunga diperkirakan hanya terjadi satu kali saja, sehingga kami mencermati arus keluar modal (capital outflow) yang terjadi akibat kebijakan tersebut dan dampaknya. pada perekonomian. di negeri ini,” pungkas Sri Mulyani.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil beberapa perwakilan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ke Istana Negara siang tadi, Kamis (20 Juni 2024).

Pantauan Bisnis, satu per satu perwakilan tiba di kompleks kepresidenan. Dimulai pukul 16.12 WIB dari Ketua Dewan Komisioner Kantor Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Kemudian Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada pukul 16.15 WIB dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pukul 16.21 WIB.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel