Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan premi sebesar Rp 32,71 triliun pada kuartal I 2024. Jumlah tersebut meningkat 26,1% year-on-year (y/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 25,94 triliun pada kuartal I 2023. 

Peningkatan ini juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika premi asuransi umum meningkat sebesar 16,4%. Pertumbuhan tersebut salah satunya disebabkan oleh peningkatan asuransi kendaraan bermotor seiring melambatnya penjualan sepeda motor dan mobil baru di awal tahun 2024.

Sri Purwaningsih, Anggota Badan Statistik AAUI, mengungkapkan belum terlihat adanya penurunan premi pada lini bisnis kendaraan di tengah penurunan penjualan kendaraan. Dia menyatakan, akuntansi perusahaan asuransi umum mencatat pendapatan hanya setelah pembayaran. 

Selain itu, pertumbuhan asuransi mobil juga berasal dari mobil bekas, sehingga mungkin belum terlihat pada kuartal ini, kata Sri dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024). 

Berdasarkan data AAUI, pada kuartal I 2024, premi asuransi dari lini bisnis kendaraan mencapai Rp5,9 triliun, naik 13,8% year-on-year dari Rp5,2 triliun. Dengan keberhasilan ini, premi kendaraan menjadi lini bisnis kedua. 

Urutan pertama ditempati oleh real estate dengan premi terdaftar Rp 9,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat 51% dibandingkan triwulan I tahun 2023 yang mencapai Rp 6,3 triliun. Di peringkat ketiga ada asuransi kredit yang preminya mencapai Rp4,9 triliun pada kuartal I 2024, naik 19,3% year-on-year dari sebelumnya Rp4,14 triliun. 

Namun ada beberapa lini bisnis yang mengalami penurunan pada kuartal I 2024. Beberapa lini bisnis yang mengalami penurunan antara lain satelit yang turun 4%, dan asuransi kecelakaan yang turun 9,3% menjadi Rp769 miliar dari Rp 848 miliar sebelumnya. Obligasi tersebut akhirnya turun 3,8% menjadi Rp554 miliar dari sebelumnya Rp579 miliar.

Asuransi umum membayar klaim sebesar Rp 11,5 triliun 

Dari sisi klaim, industri asuransi umum membayar klaim sebesar Rp 11,5 triliun pada triwulan I 2024, meningkat 16,9% dibandingkan triwulan I 2024 sebesar Rp 9,8 triliun. Kuartal I 2023 Klaim yang mencatatkan kenaikan terbesar merupakan lini bisnis energi darat yang mencapai Rp35 miliar, meningkat year-on-year sebesar 4.031,7% dari sebelumnya Rp1 miliar. 

Asuransi kredit kemudian meningkat sebesar 35,5% year-on-year menjadi Rp3,9 triliun dari sebelumnya Rp2,9 triliun pada kuartal I-2023. Lalu ada kargo laut yang mengalami kenaikan klaim sebesar 27,3% year-on-year menjadi Rp419. miliar dari Rp 329 miliar pada awal kuartal I 2023. 

Ada beberapa lini bisnis yang mengalami penurunan klaim, salah satunya adalah real estate yang turun 10,2% year-on-year menjadi Rp1,66 triliun dari sebelumnya Rp1,85 triliun. Industri satelit kemudian mengalami penurunan 100% karena tidak ada klaim yang dibayarkan. selama triwulan I/2024. Pada kuartal I 2023, klaim lini bisnis satelit mencapai Rp 36 miliar. Ada pula asuransi kecelakaan diri yang turun 43,9% year-on-year menjadi Rp159 miliar dari sebelumnya Rp284 miliar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel