Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Bertutur (Intur) kembali digelar pada 7 hingga 18 Agustus 2024. Acara ini menghadirkan 900 seniman dalam dan luar negeri dan merupakan upaya untuk mendorong kebudayaan Indonesia, khususnya budaya Bali, melalui seni pertunjukan, seni rupa. dan film.

Pada tahun 2024, Intur mengusung tema “Subak: Harmoni Dengan Sang Pencipta, Alam dan Sesama” yang dilaksanakan di tiga tempat di Bali yaitu Batubulan, Ubud dan Nusa Dua. Acara ini merupakan bagian dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk meningkatkan nilai-nilai budaya Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Hilmar Farid mengatakan Indonesia Bertutur merupakan wadah para seniman yang memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah internasional yang sedang berjuang di tengah globalisasi.

“Indonesia berbicara karena rasa cemas. Dua hari berturut-turut kami mengikuti pemberitaan di kancah nasional tentang kesenian tradisional, kabarnya pelaku kejahatan tersebut ditelantarkan atau ditinggalkan. “Tentu yang jadi kekhawatiran awal kenapa kita memulai semua ini, karena kita tahu dalam bentuk aslinya, mungkin banyak dari ekspresi seni tradisional ini [mengalami] kesulitan, karena masyarakat sudah berubah, orang-orang yang lahir dengan ekspresi tersebut sudah berubah. .,” kata Hilmar dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (19 Juni 2024).

Hilmar mengatakan, peran Intur adalah mewariskan nilai-nilai budaya Indonesia yang telah diwariskan secara turun temurun agar kelestariannya tetap terjaga dan tidak tergerus pembangunan seiring berjalannya waktu.

Hal ini sejalan dengan slogan yang diusung dalam Intur 2024 ‘Rasakan masa lalu, pertumbuhan masa depan’ yang artinya masyarakat di Indonesia dapat melihat relevansi budaya antara masa lalu dan masa kini agar dapat terus dilestarikan di masa depan. .

Dalam kesempatan itu, Direktur Artistik Bertutura Indonesia 2024, Melati Suryodarmo mengungkapkan alasan dipilihnya Subak karena memiliki nilai filosofis berupa hubungan seimbang antara manusia dengan pencipta, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam. Selain itu, Subak diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012.

“Subak [sebenarnya] bukan sekadar rangkaian sawah dan irigasi, tetapi juga merupakan sistem sosial yang menjadi bagian penting dalam masyarakat Bali. “Bukan hanya di dunia pertanian saja, tapi ada berdampingan dengan sistem sosial lainnya,” jelas Melati.

Melati mengatakan, Intur tidak sekedar mengikuti tren atau pasar untuk tujuan komersial, namun bertujuan mengembalikan budaya Indonesia yang dikemas sesuai perkembangan saat ini.

Senada dengan Melati, CEO Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) Ari Respati menjelaskan, acara ini merupakan program nyata untuk membuktikan eksistensi budaya Indonesia. Kemudian Taba mengatakan, alasan dipilihnya Bali untuk Intur 2024 adalah untuk mengubah persepsi masyarakat lokal dan asing terhadap Bali yang dikenal sebagai kota hiburan.

“Kami kembali menghadirkan Bali dengan aura baru. “Ternyata ada nilai berbeda yang diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi kita dan masyarakat Bali untuk meningkatkan dan mengenalkan kembali pariwisata Indonesia, karena itulah yang sebenarnya masih tertinggal di Bali,” jelas Ari.

Direktur Festival Bertutur Indonesia 2024 Taba Sanchabakhtiar berharap melalui acara ini masyarakat Indonesia dapat mengingat dan melestarikan budaya sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Selain itu, kata dia, masyarakat yang ingin menyaksikan acara alias gratis ini tidak dipungut biaya.

“Bertutur Indonesia, tujuan kami memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pengalaman baru, sebuah festival yang bisa dibilang mega festival. Ada 9 program berbeda. Oleh karena itu, kami berharap besar harapannya minat terhadap film dan pertunjukan seni dapat ditemukan di Intur dalam 12 hari ke depan, tambahnya.

Di penghujung acara, penonton dapat menyaksikan film pendek yang dibintangi Dian Sastrowardoyo selaku ikon tari Indonesia 2024 yang akan menari bersama artis-artis ternama Indonesia lainnya, salah satunya Ayu Laksmi.

Sebagai ikon Bertutura Indonesia 2024, Dian merasa senang bisa menjadi bagian dari pelestarian budaya Indonesia. Menurutnya, program ini mendukung dirinya dalam menanamkan kecintaan masyarakat terhadap budaya Indonesia.

“Menjadi ikon tutur bahasa Indonesia di tahun 2024 merupakan sebuah tanggung jawab yang besar dan saya sangat bangga bisa memajukan kebudayaan Indonesia melalui program ini. Sebagai seniman dan produser film, saya merasa terpanggil untuk ikut serta dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia. ,” pungkas Dian.

FYI, acara ini akan menampilkan penampilan Kathanaya, Visaraloka, Ekayana dan Anarta, Layambha, Samaya Sastra, Kiranamaya dan Virama. Pada tanggal 7 Agustus 2024 akan dilaksanakan Maha Wasundari – Upacara Pembukaan dan Pertunjukan di Lapangan Chandra Muka Batubulan.

Pada tanggal 8 dan 18 Agustus 2024, serangkaian program akan digelar di Ubud di lima lokasi, antara lain Museum Seni Neka, Museum Purilukis, Museum dan Resort ARMA, Rumah Boneka dan Topeng Setia Darma, serta Balai Seni Tonyraka. Kemudian pada tanggal 14 hingga 18 Agustus 2024 akan berlangsung serangkaian kegiatan di Semenanjung dan Pulau Nusa Dua. (Muhammad Sulthon Kandiyas Agung)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel