Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) bersiap menerbitkan obligasi senior jumbo Analis melihat ada beberapa hal yang akan dicermati investor dalam prosesnya. 

Rinciannya ADHI 5 miliar. Usulan tersebut akan dilaksanakan dalam tiga tahap mulai tahun 2024 hingga 2026.

Sementara itu, PTPP juga berencana menerbitkan Obligasi Tetap IV PTPP pada tahun 2024 dengan target dana IDP 3 triliun. Penerbitan obligasi ini akan dilakukan dalam dua tahap. 

Menurut Chief Investment Officer Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, sebagian besar investor akan fokus pada obligasi BUMN Karya. Jika tidak berkelanjutan, pelaku pasar akan menahan diri untuk tidak mengakuisisi surat utang. 

“Jika sentimen tidak stabil, investor akan berusaha untuk tidak memiliki obligasi tersebut, terutama pada saat sentimen normal,” kata Nathan kepada Bisnis, Rabu (19/6/2024). 

Nafan menambahkan, ADHI dan PTPP sebenarnya telah menerbitkan letter of credit tidak hanya untuk menyelesaikan beberapa proyek tetapi juga untuk membayar tunggakan. Oleh karena itu, investor akan fokus pada kinerja inti pabrikan. 

“Memang isu arus kas negatif merupakan isu penting dan mengkhawatirkan, dan meski PTPP dan ADHI bisa menandatangani kontrak baru, investor fokus pada rencana obligasi,” tutupnya. 

Di sisi lain, lanjutnya, melemahnya rupee menjadi faktor penting bagi produsen BUMN Karya. Naphan mengatakan pelemahan rupee akan membatasi likuiditas dan imbal hasil obligasi menjadi kurang optimal.

Dihubungi terpisah, Reza Priyambada, penasihat investasi Reliance Sekuritas, mengatakan blunder yang dilakukan produsen lain, BUMN Karya, dinilai menjadi sentimen yang mempengaruhi keputusan investor membeli obligasi ADHI dan PTPP.

Oleh karena itu, situasi ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk meyakinkan pelaku pasar bahwa situasi yang tidak mungkin menjadi tidak mungkin terjadi, kata Reza.

Menurut dia, setiap perusahaan harus memuaskan pelaku pasar agar surat utang yang diterbitkan terserap. Langkah ini juga menghilangkan gagasan bahwa obligasi harus menutupi utang lama. 

“Selanjutnya tergantung bentuk komunikasi dan penyampaiannya kepada pelaku pasar, sehingga mereka menggali lubang dan menutup lubang dalam penerbitan obligasi tersebut,” tutupnya. 

Sebagai informasi, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan peringkat ADHI idA pada 15 Maret 2024 dengan periode pemeringkatan 1 Maret 2024. PTPP telah mendapatkan peringkat idA (Single A). 

 

 

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul akibat keputusan investasi pembacanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA