Bisnis.com, Jakarta – Platform aplikasi konferensi video Zoom akhirnya bergabung dengan jajaran perusahaan teknologi yang mengadopsi kecerdasan buatan (AI) di bidangnya.

Dalam perkembangan terbarunya, Zoom mengumumkan bahwa pada bulan Maret-Oktober 2024 saja, telah menciptakan 50 inovasi baru berbasis AI.

Dengan fitur AI ini, Zoom juga diklaim mampu memungkinkan penggunanya untuk merangkum dan menyajikan suatu pertemuan atau percakapan, mengaturnya berdasarkan topik, serta menyertakan daftar langkah selanjutnya yang harus diambil.

Kemampuan interaktif ini juga didukung dengan 36 bahasa. Bagian tersebut juga dapat melihat perbedaan bahasa yang digunakan saat rapat.

Zoom juga memiliki kecerdasan buatan yang dapat membantu Anda menulis email, percakapan, dan teks lainnya yang lebih panjang dan terstruktur.

Kemudian, untuk mempersingkat waktu kerja, Zoom memiliki Zoom Workspace yang memungkinkan pengguna menyimpan meja kerja di kantor atau ruang rapat, dan Anda dapat melihat meja kerja yang mudah didapat di mana pun Anda berada. Gambar di balik zoom

Di balik permintaan yang menjadi sangat populer di masa pandemi ini, ada seorang miliarder senilai 4 miliar dolar atau Rp 64,11 triliun, yaitu Eric Yuan.

Pria ini lahir pada tanggal 20 Februari 1970 di Tai’an, Shandong, China, dan bukan berasal dari keluarga kaya. Ia juga suka bekerja semasa kecil, bahkan di sekolah dasar ia mengumpulkan tembaga dan sisa-sisanya untuk mendapatkan uang.

Ia belajar pendidikan tinggi di Universitas Sains dan Teknologi Shandong dan menerima gelar sarjana matematika terapan.

Saat masih berstatus pelajar, Yuan dipekerjakan oleh Zoom Video Communications, Inc. Idenya ditemukan. Dia ingin mengembangkan teknologi yang menggabungkan telepon dan video, meskipun hal ini terjadi bertahun-tahun kemudian.

Yuan kemudian melanjutkan pendidikan jenjang Master di China University of Mining and Technology in Geological Engineering di Beijing. Perjalanannya menjadi pengusaha dan mendirikan Zoom juga dimulai dari sini.

Saat ia tengah meraih gelar masternya, ia berkesempatan mengikuti program pelatihan di Jepang selama empat bulan yang menginspirasinya pada Bill Gates dan memutuskan pindah ke Silicon Valley pada tahun 1997.

Sesampainya di Amerika, ia bergabung dengan WebEx, sebuah startup yang hanya memiliki 20 karyawan. Perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Cisco Systems pada tahun 2007 dan dia dipromosikan menjadi wakil presiden bidang teknik.

Saat menduduki posisi senior di Cisco, Yuan mencoba mengembangkan ide awalnya, alat konferensi video yang kompatibel dengan ponsel pintar. Namun ide ini ditolak oleh Cisco. Setelah ditolak, Yuan akhirnya berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaannya sendiri, Zoom Video Communications, dan mewujudkan mimpinya.

Yuan mendirikan Zoom pada tahun 2011, dan terus mengembangkannya hingga memenuhi syarat untuk penawaran umum perdana, atau IPO, pada tahun 2019. IPO tersebut menjadikannya seorang miliarder.

Di masa pandemi Covid-19, Zoom menjadi semakin penting karena tingginya permintaan akan konferensi video. Pada tahun 2020, Yuan telah menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih $16,4 miliar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel