Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat tertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (13/6/2024). Saham ASII, AMMN dan BBNI menguat seiring menguatnya indeks.

IHSG terlihat diperdagangkan menguat 0,22% atau 15,32 poin ke level 6.865,42 pada akhir sesi pertama perdagangan, berdasarkan data RTI Business. Sepanjang sesi IHSG bertahan pada kisaran 6.842-6.896.

Pada sesi I hari ini, sebanyak 265 saham menguat, 253 saham melemah, dan 237 saham stabil. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 11,681 triliun.

Masuk kategori saham berkapitalisasi besar, saham PT Astra International Tbk. (ASII) naik 2,52% ke Rp 4.470 per saham. Berikutnya adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 1,67% ke Rp 12.200 per saham.

Belakangan, saham BBNI menguat 1,35% ke Rp 4.490 per saham. Disusul BBRI yang menguat 0,46% ke Rp 4.370 per saham.

Prajogo Pangestu sebaliknya, saham BREN turun 4,05% ke Rp 7.700 per saham, disusul TPIA yang turun 1,14% ke Rp 8.675 per saham.

Saham yang paling banyak diperdagangkan siang ini adalah BMRI senilai Rp551,1 miliar, disusul BBRI dan BBCA masing-masing Rp401,8 miliar dan Rp287,8 miliar.

Saham-saham yang memperoleh keuntungan tertinggi (top gainer) antara lain adalah saham PT Campina Ice Cream Industry TBK. (CAMP) naik 24,78% ke Rp 282 per saham. Sedangkan yang paling merugi adalah PT Totalindo Aka Persada Tbk. (TOPS) yang turun 50% menjadi Rp1 per saham.

Pakar keuangan Ajaib Securitas, Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG diprediksi bergerak mixed pada kisaran 6.800-6.880 pada hari ini, Kamis (13/6/2024).

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini adalah dari dalam negeri yang jika diakumulasikan sejak awal tahun telah menyebabkan penguatan IHSG sebesar -5,81%. Penurunan tersebut diikuti oleh penurunan saham-saham big caps yang tercermin dari terkoreksinya masing-masing sebesar -11,10% dan -13,76% pada indeks LQ45 dan IDX30.

“Aksi ambil untung investor asing senilai Rp 10,81 triliun sejak awal tahun menjadi salah satu pemicunya. Sementara itu, pelaku pasar juga mencermati pembahasan rencana APBN 2025 di kalangan Kementerian Keuangan [KMENKEU]. dan Komisi XI DPR,” kata Ratih dalam kajian tersebut.

Sementara itu, di luar negeri, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 tercatat sebesar 3,3%, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,4% dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,4%. Inflasi ini juga merupakan yang terendah dalam 3 bulan terakhir.

Dengan inflasi yang masih di atas target 2%, The Fed mempertahankan suku bunga pada level 5,25%-5,5% pada pertemuan FOMC bulan Juni. Sikap dovish juga terus berlanjut, dengan kemungkinan penurunan suku bunga hanya sekali pada tahun 2024, 3 kali lebih besar dari perkiraan awal. Nada ini menyebabkan reli di Wall Street.

,

Penafian: Tujuan berita ini bukan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel