Bisnis.com, JAKARTA – Para ekonom memperkirakan kenaikan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 akan menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Center for Economic Reform (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan kenaikan neraca perdagangan pada Mei 2024 berpotensi turun menjadi $1 miliar, dari $3,56 miliar pada bulan sebelumnya.
“Nah di bulan Mei mungkin kurang dari 1 miliar dolar AS, jadi melemah dibandingkan masa-masa sebelum Ramadhan yang bisa mencapai beberapa miliar dolar AS,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (17/6/2024).
Faisal menjelaskan, berkembangnya surplus perdagangan tidak lepas dari kinerja ekspor yang melemah terutama pada sektor manufaktur akibat menurunnya permintaan di negara-negara ekspor utama seperti China, Amerika, dan Jepang.
“Ini merupakan faktor eksternal yang membebani kinerja ekspor dan terdapat tren pelemahan tidak hanya pada sektor manufaktur tetapi juga pada komoditas, meskipun kecil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” jelasnya.
Di sisi lain, Faisal memperkirakan nilai impor Indonesia akan meningkat pada Mei 2024, terutama karena impor barang-barang manufaktur.
“Hal ini tidak lepas dari melemahnya nilai tukar rupee belakangan ini. Faktor ini yang membuat impor menjadi lebih mahal,” kata Faysel.
Pada kesempatan terpisah, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Ekonomi LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan kenaikan neraca perdagangan pada Mei 2024 akan mencapai kisaran $2,5 miliar hingga $2,8 miliar.
Riefky juga menyampaikan, ekspor diperkirakan tumbuh positif pada periode ini, namun impor juga diperkirakan meningkat.
“Pertumbuhan impor yang sangat besar ini disebabkan oleh pulihnya mitra dagang global dan juga karena berbagai perubahan Peraturan Perdagangan [UU Kementerian Perdagangan] untuk memastikan kelancaran arus impor,” jelasnya.
Selain itu, Riefky memperkirakan peningkatan ekspor Indonesia dipengaruhi oleh peningkatan permintaan berbagai barang global.
Ia menambahkan, hal ini menjadi pertanda pemulihan ekonomi di China dan ASEAN sehingga mendorong ekspor Indonesia tumbuh.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel