Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan langkah mendorong PT Pertamina (Persero) membeli perusahaan bioetanol asal Brazil bertujuan untuk mengembangkan pasar bioetanol dalam negeri.
Bapak Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (SEK) mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan langkah sementara untuk mendorong pengembangan biofuel yang berhasil di Indonesia.
“Saya memaknai ini sebagai langkah sementara untuk bisa bergerak maju dan membiarkan pasar berkembang secara internal,” kata Dadan seperti dikutip, Minggu (16/06/2024).
Dadan mengatakan, pemerintah ingin benar-benar memproduksi bioetanol dalam negeri, mulai dari penanaman hingga pengolahannya. Menurutnya, proses produksi bioetanol dalam negeri bisa dianggap sebagai upaya penurunan emisi, sedangkan impor bioetanol dari luar negeri tidak bisa dianggap bisa menurunkan emisi.
“Alasannya kalau bioetanol itu impor, kalau dibakar emisinya ada di sini, tapi pengurangan emisinya ada, pengurangan emisi itu terjadi ketika gula tumbuh dan CO2 diserap, tapi kalau digunakan di sini, kapan.Apakah itu digunakan?
Selain itu, kata Pak Dadan, selama ini proyek bioetanol belum berjalan, dan penyediaan bahan bakunya tidak mudah atau kuantitasnya tidak penting. Saat ini, pemerintah sedang menggalakkan pengembangan biofuel dengan menggunakan sumber pangan yang ada.
“Kita tidak akan melihat Pertalit atau Pertamax di masa depan, yang tersedia untuk bahan bakar hybrid sama dengan biodiesel,” kata Dadan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengamini rencana Indonesia membeli perusahaan minyak dan gas milik negara PT Pertamina (Persero) asal Brasil untuk masuk ke pasar internasional.
Pengumuman itu disampaikannya pada Senin (10/6/2024) seusai menghadiri pesta hari jadi (HUT) Himpunan Remaja Televisi Indonesia (HIPMI) ke-52 di Grand Hall Hotel Fairmont, Jakarta.
“Saya kira Pertamina sudah menjadi perusahaan multinasional, jadi wajar jika ada perusahaan yang melakukan ekspansi ke luar negeri, dan menurut saya bisnis Pertamina saat ini milik [pasar internasional],” ujarnya kepada wartawan.
Selain itu, orang nomor satu di Indonesia ini menuturkan, rencana pembelian tersebut dilakukan untuk memberikan manfaat bagi negara agar dapat memberikan nilai tambah di masa depan.
Jadi ini proses bisnis yang wajar, harus diperhitungkan dan diperhitungkan serta dimanfaatkan agar masa depan negara sudah tercapai, kata Jokowi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel