Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada sesi I perdagangan Rabu (12/6/2024). Meski IHSG melemah, namun saham BREN milik konglomerat Prajogo Pangestu ini menguat hampir 10% yang berarti menyentuh level atas penolakan otomatis (ARA).
Berdasarkan data bisnis RTI, IHSG turun 0,18% atau -12,34 poin menjadi 6.843,35 pada akhir perdagangan sesi I. Pada sesi tersebut, IHSG bergerak pada kisaran 6.821-6.866.
Pada sesi I hari ini, sebanyak 148 saham menguat, 409 saham melemah, dan 204 saham stabil. Kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp 11,645 triliun.
Saham-saham utama antara lain milik pengusaha Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menguat 9,93% ke Rp 8.025 meski masuk dalam Badan Pemantau Lelang Full Call Khusus (PPK FCA). Disusul saham PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) menguat 1,47% ke Rp 12.050 per saham.
Di sisi lain, ada juga saham PT Astra International Tbk. (ASII) turun 1,38% ke Rp 4.290, disusul PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) milik pengusaha Low Tuck Kwong turun 1,55% ke Rp 17.425 per saham.
Saham perbankan jumbo masih menjadi salah satu saham terlaris, termasuk BBRI dengan nilai transaksi Rp 407,2 miliar. Disusul BMRI dan BBNI masing-masing senilai Rp327,4 miliar dan Rp185,8 miliar.
Sementara saham BBRI masih stabil di Rp 4.340 per saham, BMRI turun 2,45% ke Rp 5.975, dan BBNI turun 1,12% ke Rp 4.430 per saham.
Di antara yang memperoleh keuntungan tertinggi adalah saham PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. (SBAT) naik 100% menjadi Rp2 per saham. Sedangkan yang paling merugi adalah PT Campina Ice Cream Industry Tbk. (CAMP) turun 22,97% ke Rp 228 per saham.
Pakar Keuangan Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan hari ini (12/6/2024) IHSG diperkirakan bergerak mixed pada rentang 6.800-6.880.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG di dalam negeri hari ini terkoreksi terhadap aksi ambil untung IHSG pada saham-saham Big Cap, khususnya sektor perbankan. Pelemahan saham Big Caps juga tercermin dari anjloknya indeks LQ45 sebesar 1,93%.
“Salah satu pendorong terkoreksinya IHSG adalah lemahnya daya beli masyarakat terhadap barang konsumsi non-inti,” kata Ratih dalam survei harian.
Sementara di luar negeri, tingkat pengangguran di Inggris naik menjadi 4,4% pada April 2024 dari 4,3% pada bulan sebelumnya. Meskipun tingkat pengangguran meningkat, pertumbuhan upah tetap kuat. Gaji reguler, tidak termasuk bonus, meningkat sebesar 6% tahun-ke-tahun, setara dengan bulan sebelumnya.
Penafian: Tujuan buletin ini bukan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel