Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia merilis laporan Prospek Ekonomi Global edisi Juni 2024. Salah satu laporan menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan kinerja terbaik.
Dalam laporannya yang dipublikasikan pada Rabu (12 Juni 2024), Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia akan diuntungkan oleh pertumbuhan kelas menengah dan kebijakan ekonomi yang dipertahankan secara luas. Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh rata-rata 5,1% pada tahun 2025 dan 2026.
Sementara itu, perekonomian Indonesia diperkirakan mencapai 5% tahun ini, revisi naik sebesar 0,1 poin persentase dari perkiraan pada bulan Januari 2024.
Kekuatan perekonomian Indonesia juga dibahas dalam diskusi mengenai titik terang perekonomian global, khususnya perekonomian Amerika Serikat (AS) yang telah menunjukkan ketahanan yang mengesankan. Contoh lainnya adalah India dan india.
“Kinerja negara-negara ini dan beberapa negara lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa pertumbuhan yang tinggi dapat dipertahankan, bahkan dalam kondisi sulit,” kata laporan tersebut.
Di kawasan Asia-Pasifik, Bank Dunia menilai tekanan keuangan sedikit mereda sejak tahun lalu. Inflasi kemudian tetap berada di bawah atau mendekati target, dan sebagian besar bank sentral mempertahankan suku bunga tetap atau sedikit menurunkannya. Namun, Indonesia yang menaikkan suku bunga pada April 2024 tidak disertakan.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di sebagian besar negara di kawasan Asia-Pasifik kecuali Tiongkok, termasuk Indonesia, Filipina, dan Malaysia, akan didukung oleh pertumbuhan konsumsi swasta yang kuat, didukung oleh inflasi yang rendah, penurunan biaya pinjaman, dan perbaikan perekonomian. pasar tenaga kerja. kondisi. kuat.
Implementación exitosa de reglas fiscales
El informe dice que las reglas fiscales pueden ayudar a reducir la influencia de los actores políticos. Esto se hace estableciendo límites transparentes a la cantidad.
Penerapan peraturan fiskal yang efektif memungkinkan pemerintah membangun kredibilitas dengan para kreditornya, sehingga dapat meningkatkan kapasitas pinjaman dan menghindari risiko pemotongan belanja mendadak selama krisis.
Vea más noticias y artículos en Google News y WA Channel