Bisnis.com, JAKARTA – Studi baru dari University of Southern California memperkirakan risiko jatuhnya satelit Starlink milik Elon Musk yang dapat mengancam lapisan ozon bumi.
Ketika satelit bekas kembali ke bumi, satelit tersebut dapat melepaskan bahan kimia yang berbahaya bagi lapisan ozon bumi ketika satelit tersebut terbakar di atmosfer, lapor PCMag, Jumat (14/6/2024).
Semakin banyak satelit, seperti satelit Starlink SpaceX, yang terus diluncurkan ke orbit Bumi. Lalu apa yang terjadi jika satelit Starlink tidak digunakan dan terbakar di atmosfer bumi?
Phys.org melaporkan bahwa satelit bekas di luar angkasa dapat mengancam lapisan ozon bumi. Ketika satelit memasuki atmosfer, mereka melepaskan bahan kimia berbahaya dalam bentuk aluminium oksida. Risiko ini sebelumnya mengkhawatirkan kelompok lingkungan hidup.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters ini dilakukan oleh empat ilmuwan dari University of Southern California yang ingin menyelidiki dampak dari apa yang disebut “mega konstelasi” terhadap kemungkinan penipisan ozon.
Secara khusus, SpaceX, Amazon, dan perusahaan lain sedang mencoba membangun konstelasi besar ini dengan meluncurkan ribuan satelit ke orbit Bumi dalam beberapa tahun mendatang untuk memberi daya pada layanan Internet berbasis ruang angkasa. Konstelasi ini akan diperbarui seiring berjalannya waktu seiring dengan jatuhnya satelit-satelit lama dari orbitnya.
Masalahnya, satelit-satelit tersebut biasanya terbuat dari aluminium, yang dapat melepaskan bahan kimia berbahaya perusak ozon jika dilepaskan ke atmosfer bumi.
“Penghancuran satelit seberat 250 kg dapat menghasilkan sekitar 30 kg nanopartikel aluminium oksida yang dapat bertahan di atmosfer selama beberapa dekade,” kata publikasi tersebut.
Dikombinasikan dengan jumlah sampah luar angkasa dari satelit yang jatuh ke atmosfer bumi dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan juga memperkirakan “peningkatan senyawa aluminium oksida delapan kali lipat” di atmosfer antara tahun 2016 dan 2022.
Makalah ini juga memperkirakan bahwa jumlah senyawa alumina dapat meningkat lebih dari 20 kali lipat di tahun-tahun mendatang. Akibatnya, jumlah alumina di mesosfer bumi di atas stratosfer, tempat sebagian besar lapisan ozon berada, akan mencapai lebih dari 640%.
“Karena ukurannya yang kecil, produk sampingan dari masuknya kembali pesawat ruang angkasa mungkin tetap berada di atmosfer dan tidak terdeteksi sampai konsentrasi ozon berkurang,” tambah para peneliti.
Sayangnya, penelitian ini tidak memberikan perkiraan seberapa besar lapisan ozon yang terkikis. Statistik saat ini menunjukkan bahwa lubang lapisan ozon bumi akan sedikit meningkat pada tahun 2022-2023.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA