Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendorong kementerian teknis dan kementerian terkait segera mengimplementasikan komoditas timah dan nikel untuk masuk dalam Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara) Kementerian/Lembaga.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan potensi besar yang dimiliki Simbara sehingga sudah saatnya komoditas lain bisa diimplementasikan di dalamnya, seperti nikel dan timah.
Luhut mencontohkan sejumlah manfaat Simbara, misalnya optimalisasi penerimaan negara, peningkatan kepatuhan pelaku usaha, dan efektivitas pengawasan bersama antar kementerian/lembaga.
“Saya tegaskan kepada mereka, potensi manfaat peningkatan pendapatan negara hingga Rp6,5 triliun menjadi salah satu alasan percepatan proses integrasi ini, selain meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dan efektivitas pengawasan bersama,” kata Luhut di Perseroan Terbatas. Pertemuan tentang pekerjaan rumah. Implementasi mineral di Simbara pada Senin (10/6/2024) seperti yang tertera di akun Instagram resminya, Senin malam.
Sebagai informasi, Simbara akan beroperasi pada September 2023. Namun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku sejauh ini baru kargo batu bara yang terintegrasi dengan Simbara.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Luhut, sistem ini harus diselesaikan secepat dan sebaik-baiknya agar tercipta warisan penting dalam tata kelola pertambangan dan batubara yang bertanggung jawab dari hulu hingga hilir dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. kepada seluruh rakyat Indonesia.
“Saya meminta agar rapat koordinasi berikutnya dijadwalkan pada awal Juli untuk menilai kemajuan penyelesaian penerapan Nikel dan Timah di SIMBARA. “Jika integrasi nikel dan timah berhasil, maka kami akan mempromosikan komoditas bauksit dan tembaga.” Timah dan nikel berjanji masuk ke Simbara tahun ini
Sebelumnya, pada awal tahun ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan komoditas nikel dan timah akan masuk dalam Simbara tahun ini dan kemudian disusul komoditas mineral lainnya.
Arifin Simbara dapat mengoptimalkan penerimaan negara, meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dan efektivitas pengawasan bersama antar kementerian/lembaga, menciptakan ekosistem yang mampu memantau kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelaku usaha melalui entri data yang unik, dan menggunakan sistem yang andal. dan tepat. data mineral dan batubara dari kementerian dan lembaga.
“Jadi data tentang suatu mineral dan batubara sangat-sangat diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih dan kerancuan informasi yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan,” jelas Menteri Arifin saat itu.
Aplikasi Simbara yang dibangun melalui integrasi Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan dan Bank Indonesia merupakan aplikasi pemantauan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (PNBP) dan mineral. dan sistem perdagangan batubara.
Sistem tersebut juga merupakan rangkaian proses pengelolaan mineral dan batubara dari hulu hingga hilir, termasuk pemenuhan kewajiban pembayaran dan proses perizinan pelabuhan.
Simbara juga merupakan wujud sinergi K/L untuk tata kelola minerba yang lebih baik.
Ini berisi ekosistem pemantauan terintegrasi untuk semua aplikasi pengelolaan dan pengawasan dan merupakan sumber data mineral dan batubara.
Simbara mengintegrasikan proses mulai dari identitas unik wajib pajak dan pembayar, proses perizinan pertambangan, rencana penjualan, verifikasi penjualan, pembayaran PNBP, serta ekspor dan pengangkutan atau pengapalan, serta perolehan devisa dari ekspor.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel