Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp16.270 per dolar AS setelah The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga pada level 5,25% hingga 5,50% pada pertemuan Rabu malam.

Rupiah menutup perdagangan hari ini melemah 0,15% atau 24 poin di level Rp 16.270 per dolar, berdasarkan data Bloomberg. Pada saat yang sama, Indeks dolar melemah 0,23% menjadi 104,375. 

Beberapa mata uang regional Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,34%; Dolar Hong Kong dan dolar Singapura masing-masing melemah 0,01% dan 0,14%. Yuan Tiongkok kemudian melemah 0,16%. 

Di antara mata uang yang lebih kuat terhadap dolar AS adalah Won Korea yang menguat 0,16%, Peso Filipina yang menguat 0,01%, Rupee India yang menguat 0,01%, Ringgit Malaysia yang menguat 0,21%, dan Baht Thailand. yang naik 0,03%. 

Pada pertemuan FOMC di awal bulan Juni, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya, Federal Funds Rate (FFR), tidak berubah pada kisaran target 5,25% hingga 5,50%. The Fed telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan memotong FFR sampai The Fed semakin yakin bahwa inflasi terus bergerak menuju 2%. 

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan data sepanjang tahun ini tidak memberikan tingkat kepercayaan tersebut, menurut The Fed. Data inflasi dalam beberapa bulan terakhir lebih rendah dibandingkan awal tahun ini, menunjukkan sedikit kemajuan menuju target inflasi, namun The Fed memerlukan data yang lebih mendukung untuk memberikan keyakinan lebih besar bahwa inflasi terus bergerak menuju target. 

“Saat mempertimbangkan penyesuaian FFR, The Fed akan menilai secara cermat keseimbangan masukan data, prospek perkembangan, dan risiko,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024). 

Grafik titik baru menunjukkan hanya satu penurunan suku bunga tahun ini, empat kali penurunan suku bunga pada tahun 2025 dan 2026, serta tahun 2024. Ini menunjukkan 4 pada bulan Maret 2024 dan 2026, dengan tiga perkiraan pemotongan pada tahun 2025 dan 2026. Selain itu, target jangka panjang FFR juga direvisi naik menjadi 2,75%. Hingga 3,00%.

Di samping itu, Ibrahim Assuaibi, Direktur Profitabilitas Forexindo Futures, mengatakan kondisi perekonomian dalam negeri mulai menghadapi tantangan serupa. Nilai tukar rupiah dan suku bunga yang tinggi menimbulkan risiko bagi perekonomian Indonesia saat ini. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka akan timbul berbagai dampak negatif, mulai dari ancaman tersingkirnya Indonesia hingga melemahnya permintaan.

“Data perekonomian saat ini cukup mengkhawatirkan bagi berbagai pihak. “Demikian pula, Harga komoditas terus meningkat di tengah daya beli masyarakat. Itu masih belum yang terbaik,” kata Ibrahimi. 

Besok, Pada perdagangan Jumat (14/6/2024), rupiah diperkirakan menguat pada kisaran Rp16.230 – Rp16.310 per dolar AS meski berfluktuasi. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.