Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit korporasi terus melaju hingga dua digit, dan kinerja kuat tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun. 

Berdasarkan data Badan Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan pinjaman perbankan pada April 2024 mencapai 7,311 triliun atau meningkat 13,09% secara tahunan (year-on-year/YOY). Saat ini, pertumbuhan didorong oleh pinjaman korporasi.

Dilihat dari kategori utang, pertumbuhan kredit korporasi meningkat sebesar 18,45% YoY, disusul kredit konsumer sebesar 10,34% YoY, dan kredit UMKM sebesar 7,30% YoY.

Pekan lalu, Mirza Adityaswara, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJC, mengatakan: “Kredit korporasi meningkat 18,45%. Bahkan, ini menunjukkan perbaikan pasca pemilu. Pembelian barang dan beban terlihat karena peningkatan korporasi kredit.”

CEO BCA Group David Sumual juga mengatakan peningkatan pembiayaan korporasi disebabkan oleh peningkatan pinjaman investasi dari perusahaan. 

“Setahun terakhir belanja modal perseroan cenderung menurun, namun dari kuartal I 2024 cukup positif,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (6/11/2024).

Selain itu, dia menilai hingga akhir tahun, ia memperkirakan bunga kredit korporasi akan lebih cepat dibandingkan kredit konsumsi. 

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit investasi meningkat 14,6% dibandingkan April 2024 dibandingkan 15,8% pada Maret 2024. Pertumbuhan kredit investasi mengalahkan pertumbuhan kredit operasional dan kredit bekas. , yang masing-masing meningkat sebesar 12,4% dan 10%. 

Senada, Peneliti Institute of Macroeconomics dan Finf Indef Abdul Manap Pulungan mengatakan, peningkatan pinjaman korporasi pada April 2024 karena libur Natal sehingga memerlukan peningkatan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.  

Selain itu, pada triwulan II tahun 2024, berdasarkan jenis penggunaannya, diperkirakan pertumbuhan kredit investasi akan meningkat signifikan dibandingkan kredit operasional.  

Pasalnya, hal ini terkait dengan kemenangan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, dimana investor merasa ke depan tidak akan ada perubahan besar baik regulasi maupun tujuan yang ingin dicapai. 

Artinya banyak yang bilang keduanya adalah 02 yang mewakili pemerintahan Jokowi, sehingga investor segera meningkatkan kapasitas produksi industrinya [karena tidak ada perubahan nyata],” ujarnya.

Kini, jika dilihat dari sisi pelakunya, banyak bank yang mencatatkan peningkatan kredit korporasi di awal tahun 2024.

Misalnya PT Bank Central Asia Tbk. .

EVP Communications and Corporate Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan industri jasa keuangan nonmigas dan pertambangan menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit perusahaan BBCA.

Selain itu, Hera mengatakan, pihaknya akan terus memberikan pinjaman kepada lembaga-lembaga yang memungkinkan, dengan tetap memperhatikan berbagai pertimbangan seperti perekonomian domestik dan global.

“Kami yakin pertumbuhan kredit pada tahun 2024 di berbagai sektor akan terus tumbuh dengan kecepatan positif,” ujarnya. Pada tahun 2024, kami ingin semua pinjaman meningkat 9-10%”. 

Selanjutnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga menyampaikan pada akhir Maret 2024, pinjaman grosir perseroan meningkat 25,2% YoY mencapai Rp 751 triliun. Sedangkan pinjaman konsolidasi sebesar Rp 1.435 juta pada kuartal I 2024, meningkat 19,1%. YoY.

“Kami melanjutkan strategi peningkatan kredit yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir dengan memperkuat kompetensi inti Bank Mandiri di segmen ritel,” kata VP Corporate Communication Bank Mandiri Ricky Andriano dalam Bisnis. 

Sepanjang tahun ini, pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi berada pada kisaran 13-15% YoY. 

Ricky mengatakan: “Perkembangan pinjaman memperhatikan portofolio regulasi dan berfokus pada sektor yang dapat diprediksi dan berkelanjutan, termasuk pertanian, industri makanan dan minuman, serta energi dan air”. 

Saat ini, Presiden dan CEO PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan melaporkan pinjaman perseroan terus tumbuh kurang dari 5%. 

“Sejauh ini [pinjaman korporasi] mengalami penurunan dari tahun ke tahun menjadi hanya tumbuh 1% dan pinjaman usaha tumbuh 6%,” ujarnya. “Jika dicermati pada kuartal I, tampaknya kredit korporasi mungkin meningkat kurang dari 5%,” ujarnya. Bisnis. 

Pihaknya juga menyasar beberapa sektor yang menjadi pendongkrak pertumbuhan kredit korporasi, yakni telekomunikasi, pertanian, industri, hijau, dan batubara.

Sementara itu, BI sendiri memproyeksikan kredit korporasi pada tiga bulan ke depan atau Juni 2024 masih tetap tinggi tercermin pada SBT sebesar 36,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode Mei 2024 dan WBT sebesar 36,2%.  

Peningkatan kebutuhan pembiayaan pada Juni 2024 diperkirakan terjadi pada sektor pertambangan, perdagangan, mobil, dan sepeda motor. 

Modal kerja perusahaan digunakan terutama untuk mendukung aktivitas operasi dan melunasi kewajiban yang jatuh tempo. 

Sebelumnya, berdasarkan survei perbankan dan riset yang dipublikasikan oBI, kebutuhan pembiayaan korporasi pada Maret 2024 terbukti meningkat yang tercermin dari aset tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 25,3%, meningkat lebih cepat dibandingkan SBT 11.1 % pada Februari 2024.   

Dalam kajiannya, BI menulis: “Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama disebabkan oleh peningkatan kebutuhan dunia usaha, industri, pengolahan, dan konstruksi.”

Lembaga keuangan dibutuhkan terutama untuk mendukung kegiatan dan membayar tanggung jawab yang matang.  

Responden kelompok korporasi menyatakan kebutuhan pembiayaan pada Maret 2024 masih dipenuhi terutama dari dana sendiri sebesar 70,9%, disusul penggunaan dana pensiun sebesar 11%, dan pendanaan dari perbankan dalam negeri sebesar 9,4%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA