Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pelemahan di zona merah meninggalkan level 7.000 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (31 Mei 2024). Saham BREN milik taipan Prajogo Pangestu yang masuk dalam badan pengawas lelang khusus menjadi jangkar bobot IHSG.

Berdasarkan data RTI Business pada pukul 16:00 WIB, IHSG Mei 2024 ditutup melemah 0,90% atau 63,40 poin hingga diperdagangkan pada 6.970,73. Sepanjang sesi, IHSG bergerak antara 6.959 hingga 7.102 pada awal sesi.   

Tercatat 199 saham menguat, 372 saham melemah, dan 209 saham bergerak. Kapitalisasi pasarnya tercatat Rp 11,856 triliun.

Sementara itu, saham BREN yang menjalani rapat pemantauan khusus sejak Rabu (29/5) anjlok dan menyentuh tingkat penolakan otomatis (ARB) terendah berturut-turut hingga menetap di Rp 8.225 per saham. Hal ini memberatkan laju IHSG karena kapitalisasi pasar BREN sangat besar yakni Rp 1,1 triliun.

Di antara saham-saham berkapitalisasi besar, PT Amman Mineral Internasional Tbk. Grup Panigoro-Salim (AMMN) pun turun 3,01% ke Rp 12.075 per saham. Ia digantikan oleh PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang turun 1,24 persen ke Rp 17.975 per saham.

Namun saham-saham berkapitalisasi besar yang tetap menguat antara lain TLKM yang menguat 3,20% ke Rp 2.900, disusul BBCA dan BMRI yang masing-masing menguat 2,78% dan 0,43%.

Di antara saham terlaris, BBCA memimpin dengan nilai perdagangan Rp 7 triliun, disusul saham Prajogo lainnya yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) senilai Rp6,4 triliun. Saham TPIA pun menguat 0,27 persen menjadi Rp 9.175.

Sementara yang mendapat keuntungan terbesar adalah saham PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) menguat 14,86% ke Rp 510 per saham, sedangkan saham PT Multi Hanna Kreasindo Tbk. (MHKI) anjlok 28,98% ke Rp 125 per saham dan termasuk yang mengalami kerugian terbesar.

Pakar keuangan Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan anjloknya IHSG juga mencerminkan kinerja mata uang rupiah yang melemah 1,9% dari level terendah Mei 2024. 

Besarnya arus keluar investor asing sejak awal April 2024 juga berdampak pada IHSG. Volatilitas pergerakan pasar saham pada pekan terakhir Mei 2024 membuat pelaku pasar wait and watch, kata Ratih dalam kajian tersebut. 

Di luar negeri, Wall Street terkoreksi karena salah satu saham teknologi terbesar (Salesforce) jatuh ke level terendah dalam 20 tahun. Salesforce melaporkan penurunan pendapatan dan laba di bawah estimasi analis pada kuartal I 2024. Hasil tersebut dibarengi dengan terkoreksinya saham Salesforce hingga -19,86%.  

Sementara dari Asia, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke atas pada 2024-2025. Optimisme tersebut sejalan dengan membaiknya pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya dan kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi.  

—–

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian apa pun yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Periksa Google Berita dan Saluran WA untuk berita dan artikel lainnya.